SEMARTARA – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah mengubah tradisi baru sebagian masyarakat, terutama di Indonesia, yaitu berjemur di bawah matahari. Cara ini pun diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal pandemi COVID-19.
Sementara itu, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M Faqih, menyebut bahwa berjemur di bawah sinar matahari tidak dikatakan sebagai pencegahan COVID-19. Namun kata dia, berjemur sinar matahari selama 10 hingga 15 menit bagus bagi kesehatan yaitu untuk mendapatkan vitamin D.
“Berjemur memang bagus untuk meningkatkan imunitas tubuh, tapi tidak bisa dikatakan sebagai pencegahan COVID-19,” ujar Daeng M Faqih.
Namun demikian, menurut Daeng, ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat berjemur di bawah terik matahari.
Terkait hal ini pula, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar warga di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek), untuk berjemur harus sesuai dengan indeks ultraviolet (UV).
Dikutip dari Instagram BMKG pada Rabu 15 April 2020, perkiraan waktu berjemur yang baik adalah sekitar pukul 08:00 WIB, yaitu dengan indeks UV 0-2 atau risiko bahaya rendah. Berjemur pada pukul 09:00 WIB – 10:00 WIB indeks UV 3-5 atau risiko bahaya sedang. Dan, berjemur pada pukul 11:00 WIB – 13:00 WIB memiliki indeks UV 6-7 atau risiko bahaya tinggi.
Sedangkan berjemur pada sore hari, yaitu pada sekitar pukul 14:00 WIB memiliki indeks UV 3-5 dengan risiko bahaya sedang. Dan, waktu berjemur yang baik, pada sore hari adalah pada pukul 15:00 WIB, yaiti dengan indeks UV 1-3 atau risiko bahaya rendah.