Berita  

Berbagi Cerita Unik di ‘Wallacea Week 2018’

SEMARTARA – Di Sulawesi, para penganut agama tua ‘aluk to dolo’ di Toraja, merayakan kematian dengan cara yang berbeda. Orang yang sudah meninggal dirias dan didudukkan, bagai pengantin di kursi pelaminan. Hampir tak ada air mata di wajah keluarga yang ditinggalkan. Yang ada justru gelak tawa penuh keceriaan, seolah ini adalah ajang reuni keluarga besar.

Di Lombok, suku Sasak di pedalaman pegunungan Rinjani mengimani agama tua ‘Wetu Telu’. Ritual-ritual mereka begitu erat dan berkaitan dengan alam. Saat hari raya Idul Fitri misalnya, mereka memiliki ritual mencuci beras di sungai. Semua orang juga berjalan dengan bertelanjang kaki, membuat mereka bersinggungan langsung dengan sang ibu bumi.

Namun, bagaimana di wilayah Indonesia lainnya? Pasti banyak yang tak kalah uniknya. Menurut seorang Backpaker kelahiran Lumajang, Agustinus Wibowo, ribuan budaya Indonesia itu saat ini semakin punah. “Ribuan budaya kita yang kaya itu semakin punah. Salah satunya karena kurang pemahaman dan kepedulian terhadap keragaman budaya,” kata Agus, melalui rilis singkat yang diterima Semartara.com, Jumat (5/10).

“Kita harusnya bisa belajar dari ‘Alfred Russel Wallace’. Naturalis asal Inggris itu mengakui pentingnya Indonesia sebagai laboratorium hidup karena memiliki ekologi paling beragam di bumi ini,” tutur pria kelahiran Lumajang ini menambahkan.

Selain mengumpulkan ratusan ribu spesimen di Indonesia, lanjut Agus, perjalanan Wallace menjelajahi nusantara juga menyadarkan ia bahwa meskipun pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Lombok berdekatan, tetapi karakteristik satwa-satwanya berbeda. Ia pun berteori bahwa ada garis tak kasat mata membujur yang memisahkan fauna dari pulau-pulau tersebut. Garis itu disebut garis Wallace.

“Wallace menginspirasi kita bahwa ‘traveling’ dan ilmu pengetahuan itu berhubungan erat. Apa asyiknya ‘traveling’ tanpa mempelajari keunikan daerah yang kita kunjungi,” tandas Agus.

Oleh sebab itu, ia akan berbagi cerita keunikan Indonesia kepada para travel writer di acara ‘Wallacea Week 2018’ yang diselenggarakan ‘British Council’, AIPI, dan mitra lainnya pada Kamis (11/10) mendatang. Kegiatan tersebut juga diisi dengan diskusi, ada juga acara nonton bareng (nobar) gratis film tentang pelaut tangguh Indonesia, Suku Bajau, pada Sabtu (13/10), di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Pusat. (Hel/Cha)

Tinggalkan Balasan