SEMARTARA – Bentrokan antara Polisi dan peserta aksi kedaulatan rakyat, Rabu 20 Mei 2019, mengundang perhatian Ketua DPR RI, Fadli Zon. Ia datang untuk menjenguk korban-korban yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Tarakan.
Aris, salah satu petugas di RS Tarakan ini menyatakan, “Selama satu hari ini, RS Tarakan telah menerima 161 korban luka-luka dan 2 korban meninggal dari Aksi Kedaulatan Rakyat,” ujar Aris.
Fadli Zon mengungkapkan bahwa 2 korban meninggal adalah Agam (17 tahun) dan Sujianto (18 tahun).
“Gas air mata, peluru tajam, peluru karet dan cedera patah tulang adalah penyebab utama jatuhnya korban di lapangan,” kata Fadli.
Ia juga mengungkapkan bahwa menambahkan keluarga korban meninggal belum mengetahui kejadian atas anak-anaknya ketika ia temui.
Ia merasa prihatin, terutama dengan banyak jatuhnya korban. Ia juga menyayangkan dengan banyaknya korban yang berusia remaja (17-20 tahun). Ia menegaskan bahwa seharusnya aparat dapat lebih profesional dan persuasif di dalam menangani masyarakat yang berunjuk rasa. Apalagi adanya dugaan penemuan peluru tajam saat bentrokan di Petamburan dini hari.
Ketika ditanyakan mengenai kelanjutan aksi, Fadli Zon menyatakan bahwa ini bukanlah aksi BPN atau Gerindra. Ini adalah aksi masyarakat yg mencari keadilan atas terjadinya kecurangan Pemilu.
“Prabowo Subianto tetap menghimbau agar unjuk rasa dilakukan dengan damai dan tertib. Segala penyampaian aspirasi dan protes kecurangan adalah bentuk demokrasi. Jangan anggap masyarakat sebagai musuh,” tegasnya.
Selain itu, Aguy, PMI, memberikan keterangan, “Sejumlah korban dari bentrokan segera dibawa ke RS Tarakan dan RSCM untuk mendapatkan penangan medis lebih lanjut,” tandasnya. (Tio)