Pontianak, Semartara.News – Badko HMI Kalimantan Barat (Kalbar), memastikan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Ketum PB HMI) periode 2015-2017, Mulyadi Tamsir, bersama Istrinya, Makrufatul Yeti Srianingsih, dan Mertua, merupakan salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang dinyatakan hilang. saat penerbangan dari Jakarta ke Pontianak, Sabtu (9/1/2021).
“Kita memastikan dan melakukan pencarian informasi valid. Dari data nama yang beredar penumpang yang ada, benar, ada Kanda Mulyadi mantan Ketum PB HMI,” ujar Ketua Badko HMI Kalbar, Fikri Hakil Nur di Pontianak, dikutip LKBN Antara.
Ia menjelaskan, bahwa pihak PB HMI juga sudah mengecek ke Badko HMI Kalbar. Begitu juga sebaliknya, pihaknya sudah berkoordinasi ke Jakarta. “Kita berharap dan berdoa untuk yang terbaik,” kata dia.
Kabar tersebut juga disampaikan oleh Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy dan mantan Ketua Umum Arief Rosyid sebagaimana yang Semartara.News kutip dari Tempo. “Info yang saya terima beliau penumpang pesawat itu,” kata Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma.
Sementara Arief Rosyid menuturkan, Mulyadi sempat melakukan tes swab PCR di klinik miliknya, Medilab, pada 7 Januari lalu.
“Kami lagi coba kontak enggak ada yang masuk. Kemarin memang tes PCR sebelum berangkat di klinik saya,” kata Rosyid.
Menurut Rosyid, Mulyadi merupakan Ketua Umum PB HMI yang terpilih setelah dirinya. Pada 20 November 2020 lalu, kata dia, Mulyadi baru saja melangsungkan pernikahan dengan Makrifatul Yeti Srianingsih.
Akad dan resepsi pernikahan mereka digelar di Meranti Ballroom, Mercure Hotel, Pontianak. Rosyid mengirimkan fotonya bersama kedua mempelai. “Saya menuju ke Soekarno-Hatta. Semoga masih selamat, mohon doanya,” kata Rosyid.
Sebelumnya, kabar menghilangnya pesawat Sriwijaya Air dibenarkan oleh Kementerian Perhubungan, bahwa pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJY 182, hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.
“Telah terjadi ‘lost contact’ pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta – Pontianak dengan ‘call sign’ SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto.
Novie mengatakan, saat ini tengah dalam investigasi dan tengah dikoordinasikan dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain,” tuturnya.
Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.