Kabupaten Tangerang, Semartara.News – Sebelum menjadi Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, sepuluh tahun silam, tanah seluas 3000 meter persegi yang kini menjadi tempat belajar berbagai elemen kebangsaan itu, merupakan hutan bambu yang dipenuhi banyak ular. Cerita itu disampaikan oleh Ananta Wahana, pengasuh dari Padepokan tersebut, saat peresmian pada Sabtu (10/4/2021).
Selama kurun waktu sepuluh tahun tersebut, terang Ananta, Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, menjadi tempat belajar dan juga wadah kaum muda dan masyarakat umum untuk menempa diri dengan berbagai pelatihan kepemimpinan, kelas filsafat dan juga seminar-seminar. Selain itu, tempat tersebut oleh beberapa komonitas seni budaya, dijadikan tempat untuk berlatih mengekspresikan diri mereka, termasuk dengan belajar menjadi wirausaha baru tingkat IKM dan UMKM.
“Penting untuk dicatat, bahwa, sepuluh tahun yang lalu, tempat yang sekarang menjadi Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis, dulunya merupakan hutan bambu yang dipenuhi oleh banyak ular. Kami menyulap lahan yang terhampar di tanah seluas 3000 meter persegi ini, menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk belajar, berdiskusi, atau bahkan untuk sekadar berkumpul saja,” tuturnya.
Kini, terang Ananta, di Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis, telah tersedia ruang-ruang kelas untuk tempat belajar anak usia dini (PAUD, Red). Tak hanya itu, padepokan ini juga menjadi sekolah darurat bagi anak pengungsi dari daerah konflik di timur tengah, seperti Syiria, Irak, Aghanistan, maupun dari negara tetangga Vietnam. Hal itu karena menurutnya, Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis dibangun dengan semangat dan cita-cita agar bisa menjadi Kebun Tempat Persemaian Kader-kader Nasionalis dan Pancasilais Yang Unggul.
Untuk diketahui, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Ir Hasto Kristiyanto, M.M., menghadiri dan meresmikan Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis, dengan menandatangani Monumen Bung Karno, sekaligus menandai peresmian kawasan serta gedung padepokan yang baru saja diremajakan dan ditata ulang kembali pada Sabtu (10/4/2021).
Kehadiran Hasto di padepokan tersebut, terang Ananta, menjadi kehormatan tersendiri. Sebab, sejak memasuki masa pandemi COVID-19, Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis sangat membatasi aktivitas kegiatan di dalamnya. Kegiatan-kegiatan di Padepokan tersebut, lanjutnya, dialihkan menjadi kegiatan gotong royong, seperti membantu warga sekitar yang mengalami kesulitan, seperti pembagian bantuan sosial (Bansos) sembako kepada masyarakat.
Dengan diresmikannya padepokan yang baru saja mengalami peremajaan, ujar Politisi PDI Perjuangan ini, ia bertekad untuk memfokuskan diri mencetak kader-kader Nasionalis dan Pancasilais yang unggul, khususnya di tengah pandemi yang menghimpit ini. Sehingga, kaum muda nasionalis mampu mengasah gagasan dan membaktikan diri kepada masyarakat yang kesusahan.
“Selama kurun waktu sepuluh tahun berdiri, Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis menjadi tempat bagi organisasi-organisasi pemuda dan mahasiswa untuk berkegiatan, seperti HMI, GMNI, PMII, serta organisasi yang lainnya,” lanjut Ananta.
Dalam kurun waktu tersebut, kata Ananta, Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis telah disambangi oleh banyak tokoh utama politik nasional. Sebut saja misalnya, Akbar Tandjung, (Alm) Bondan Gunawan, Jenderal TNI (Purn) Ryamizad Ryacudu, Antasari Azhar, hingga Ir Joko Widodo, yang tak lain saat ini menjadi orang nomer satu di Republik Indonesia.
“Kedatangan para tokoh dan para ksatria ini, menjadikan Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis mirip seperti kampung tempat tinggalnya tokoh perwayangan, yaitu Semar dan Bandrayana,” tutur Ananta.
Semar itu, kata dia menjelaskan, merupakan merupakan tokoh penggambaran rakyat Wong Cilik yang sederhana, namun disegani oleh para dewata dan ksatria. Bahkan dihadapan semar, Batara Kala yang menguasai dunia setan pun tunduk padanya, dan tobat menjadi dewata guru.
“Itu juga yang menjadi alasan, mengapa padepokan ini diberi nama Karang Tumaritis. Yaitu, seperti kampungya Semar yang didatangi oleh para ksatria, dan menjadi wadah tempat persemaian kader-kader unggul,” ungkapnya.
Dalam peresmian kawasan baru Padepokan ini, datangnya tokoh penting nasional seperti Sekjen PDI Perjuangan, Ir. Hasto Kristiyanto, tutur Ananta, menegaskan kembali posisi, peran dan tugas Padepokan Kabangsaan Karang Tumaritis, yaitu, sebagai wadah titik temu bagi wong cilik untuk menyalurkan aspirasi mereka, sekaligus juga sebagai ladang tempat kaum muda belajar menempa diri dan gagasan. Sehingga, dapat menjadi unggul, serta berguna bagi rakyat dan bangsanya di masa yang serba sulit seperti saat ini.
Untuk diketahui saja, Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI PErjuangan, meresmikan Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis. Pada peresmian itu, beberapa tokoh nasional ikut hadir, seperti Aria Bima, Kepala BKN DPP PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Anggota Komisi VI DPR RI, Yustinus Prastowo, Stafsus Menteri Keuangan, Enny Sri Hartati, Ekonom Senior Indef, Zuhairi Mizrawi, Intelektual Muda Muslim, dan juga Clance Teddy, Sekjen DPP GMNI 2017-2019.
Selain itu, hadir pula pengurus dari Organisasi Cipayung, seperti Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, dan Sekjen DPP GMNI, M Ageng Dendy Setiawan, Ketua Umum KMHDI, Ketua Umum LMND, PP GMKI, perwakilan PMII, perwakilan Hikmabudhi, Aktivis Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, serta puluhan masyarakat yang menjadi tamu undangan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat, seperti Swab PCR, menggunakan Masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Demi memeriahkan dan mensukseskan acara tersebut, sejumlah perusahaan, seperti OJK, BJB, BNI, BRI, Mandiri, Aero Wisata, dan Askrindo, memberikan dukungan pada peresmian tersebut.