Apun Gencay dan Kisah “Cinta Terlarang” Berujung Petaka

Apun Gencay dan Kisah Cinta Terlarang Berujung Petaka
Pentas monolog Apun Gencay dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada Februari 2020/Istimewa.

Raden Aria Wiratanudatar III termasuk bupati yang berprestasi dalam pandangan VOC, karena selalu berhasil menyetor kopi yang terbesar.

Sementara itu, di Sukabumi masa Wiratanudatar III justru terjadi banyak pemberontakan petani.

Terutama di wilayah Jampang, akibat penerapan tanam paksa kapas dan kopi yang sangat merugikan, dan membuat petani tersiksa.

Cinta terlarang berujung petaka

Sebenarnya, kisah pembunuhan Bupati Cianjur Raden Aria Wiratanudatar III sendiri sebenarnya ada beberapa versi.

Pertama kisah Raden Aria Wiratanudatar III meninggal pada tahu 1726 karena ditusuk condre oleh para pemberontak, yang merasa menderita karena sistem tanam paksa.

Salah satu pemicunya adalah kasus bayaran kopi pada VOC yang seharusnya 17,5 gulden hanya dibayar 12,5 gulden. Sedangkan yang 5 gulden terpakai oleh Bupati sendiri.

Kemudian dalam versi lain mengisahkan “cinta terlarang” Bupati Cianjur Raden Aria Wiratanudatar III dengan gadis Cikembar yang berujung petaka.

Suatu ketika Raden Aria Wiratanudatar III mendengar bahwa di Cikembar, ada seorang gadis cantik bak bidadari bernama Apun Gencay.

Mendengar kisah itu, Dalem Dicondre ingin membuktikannya dengan mata kepala sendiri.

Benar saja dia langsung jatuh cinta kepada gadis itu yang sebenarnya sudah memiliki kekasih yang berasal dari Citeureup, Bogor.

Dengan pengaruhnya sebagai bupati, Bupati itu “memaksa” Apun Gencay untuk bersedia menjadi istrinya, dan gadis itu pun dipanggil menghadap ke Pendopo.

Tinggalkan Balasan