Jakarta, Semartara.News – Isu “Global Megatrends” bagi PT Angkasa Pura II, berdampak siginifikan terhadap industri penerbangan, dan membantu perseroan menetapkan strategi jangka panjang yang proaktif.
President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan, bahwa isu yang termasuk dalam global megatrends harus dipahami dari aspek global, politis, ekonomis, hukum dan demografis.
“Bagi AP II, analisis terhadap global megatrends itu membantu menetapkan strategi jangka panjang yang proaktif, bukan reaktif,” ujar Awaluddin dalam keterangan resmi di Jakarta, seperti yang dikutip dari antaranews.com, Minggu (13/12/2020).
Analisis itu dapat membantu perseroan mengantisipasi perkembangan pasar, dan menghadapi perubahan yang ada di industri. Sehingga, perseroan dapat menangkap peluang dan meminimalisir dampak negatif.
Terdapat enam global megatrends yang berdampak positif maupun sebaliknya pada industri aviasi, yakni, perubahan iklim (Climate Change), pergeseran kekuatan ekonomi global (Global Economic Power Shift), cepatnya laju urbanisasi (Rapid Urbanization).
Kemudian, perubahan demografi (Demographic Changes), teknologi baru (New Technologies), dan koneksitas global (Global Connectedness).
Awaluddin memaparkan, AP II selaku pengelola 19 Bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, telah merumuskan program transformasi strategis (Transformation Flagship) yang telah mengadopsi analisis dari isu-isu global megatrends, dan industry game changers.
“Kami berkomitmen selalu beradaptasi dengan global megatrends, dengan membuat AP II bertransformasi, melalui program Transformation Flagship sejak 2016 lalu hingga saat ini. Ini adalah program transformasi yang terus berjalan dan tidak pernah berhenti,” katanya.
Sementara itu, Chairman Aviation Strategies International (ASI) Institute yang berbasis di Kanada, Pierre Coutu, mengatakan, salah satu isu global megatrends yang tengah dihadapi penerbangan tahun ini adalah global connectedness.
Global connectedness diartikan sebagai dunia yang terhubung sangat erat (Hyperconnected), lewat berbagai jaringan di berbagai tipe misalnya data, suara, multimedia dan transportasi.
“Konektivitas jaringan maskapai memenuhi kebutuhan terhadap perjalanan yang ekonomis dan efisien. Keterhubungan [Connectedness] ini juga yang berkontribusi pada penyebaran COVID-19 di dunia,” jelas Pierre Coutu.
Dampak global megatrends sendiri terhadap industri penerbangan, adalah, perubahan permintaan, layanan, dan regulasi. Sejalan dengan itu, industri penerbangan merespons melalui SDM, aset, sistem/prosedur dan perubahan struktur organisasi.
“Tidak melakukan apa pun bukan pilihan. Transformasi besar-besaran dibutuhkan, agar organisasi semakin kuat di masa depan (Future-Wise Organization),” jelas Pierre Coutu.