Berita  

Ananta Wahana Merajut Kebinekaan di Klenteng Cetya Atthadassi

SEMARTARA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ananta Wahana menghadiri kegiatan Sejit Suhu Thio Thian Soe di Klenteng Cetya Atthadassi, Minggu, 16 Juni 2019. Kegiatan tersebut merupakan peringatan ulang tahun klenteng ke 61. “Penyelenggaraan kegiatan sejit ini telah dilangsungkan turun temurun oleh para pendahulu klenteng.” Ucap Lim Liong An, Ketua Pengurus Klenteng Cetya Atthadassi.

Ananta memanfaatkan momen ini untuk merajut kebinekaan bersama Masyarakat Tionghoa pasca Pileg 2019. “Pasca Pileg ini saya ingin meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap anggota legislatif. Setelah momen Idul Fitri bersama para kyai dan ulama dan pertemuan dengan 13 Paroki, hari ini saya ingin memperlihatkan kepada warga Tionghoa bahwa anggota dewan masih bisa dipercaya untuk mewakilkan aspirasi mereka. Sehingga kita bisa menumbuhkan nilai-nilai demokrasi lebih baik lagi untuk 5 tahun ke depan.”

Semangat aspirasi dan kebinekaan, Calon Legislatif DPR RI Terpilih ini, terlihat dengan kehangatan dan keceriaan di wajah masyarakat yang hadir. Ananta mengobrol bersama warga yang hadir dengan antusias. Ia mencoba membangun hubungan lebih mendalam kepada masyarakat untuk dapat menarik aspirasi lebih banyak lagi.

“Kita harus melihat masyarakat sebagai manusia dan bukan komoditas suara. Jika kita, sebagai anggota dewan, dapat melihat masyarakat sebagai manusia, kita akan memahami permasalahan-permasalahan di masyarakat secara mendalam. Oleh karena itulah proses interaksi-interaksi bersifat personal dan non formal merupakan tindakan paling efektif bagi seorang anggota legislatif untuk dapat mendekatkan diri kepada masyarakat.” ungkap Ananta.

Ia juga menambahkan, “Namun sebagai anggota dewan, kita tidak boleh pilih kasih di dalam melayani. Semua umat dan kelompok harus kita akomodir untuk memberikan pelayanan terbaik kepada bangsa dan negara. Nilai-nilai kebinekaan adalah fondasi pokok bagi seorang anggota dewan untuk dapat mewakilkan masyarakat di dalam tugas-tugas ke parlemenan.”

“Selain itu, Anggota Dewan harus dapat merajut setiap kelompok dan umat beragama untuk dapat memaksimalkan setiap potensi yang ada di suatu wilayah, baik itu potensi budaya, ekonomi, atau pun pariwisata. Jiwa Kebinekaan adalah kerangka persatuan Indonesia. Jiwa kebhinnekaan akan menciptakan suasana demokrasi yang sehat. Ketika demokrasi politik dan ekonomi terbentuk maka kesejahteraan sosial ada di depan mata. Itulah ajaran Bapak Proklamator yang harus kita junjung bersama.” tegas ananta saat meninggalkan lokasi kegiatan. (AHP)

Tinggalkan Balasan