BUMN  

Ananta Wahana: ASDP Wujud Modernisasi Transportasi Laut

Ananta Wahana Nilai ASDP Wujud Modernisasi Transportasi Laut
ST Ananta Wahana SH, saat melakukan perjalanan laut menggunakan kapal milik PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) (Foto - Ekslusif)

Selain mengakui perubahan dan mordernisasi, Ananta juga berkesempatan melihat-lihat mall milik anak perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang berlokasi di pelabuhan penyeberangan  Bakauheni. Serta, beberapa potensi yang bisa dikembangkan secara ekonomi, termasuk bangunan Menara Siger yang terdapat di atas lahan milik PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Siger sendiri, merupakan benda atau perangkat adat penting dalam ritual tradisional masyarakat Lampung. Berwujud sebuah mahkota logam, berwarna keemasan yang memiliki detail bentuk yang sangat khas. Menara berbentuk Siger ini, juga menjadi penanda titik nol Pulau Sumatera.

Melihat dan mendengar apa yang disampaikan oleh pihak ASDP, Ananta menilai, Ditektur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, menangkap “Visi Indonesia” yang digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apa yang dilakukan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), memberikan pelayanan publik dengan mengedepankan aspek budaya dan kearifan lokal yang dikemas secara modern dan ASDP adalah wujud Modernisasi Transportasi laut.

Sementara itu, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni, Solihin, mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pembenahan dan penataan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat, yang dalam hal ini sebagai pelanggan pengguna jasa transportasi penyeberangan.

“Penataan pelabuhan penyeberangan Bakauheni ini, ke depan tidak sebatas aspek kenyamanan dan keamanan penumpang saja, tapi sektor pariwisata juga menjadi potensi yang akan dikembangkan. Terlebih melihat potensi destinasi wisata yang ada di kawasan tersebut, seperti pulau-pulau kecil di perairan sekitar pelabuhan. Ke depan, diharapkan Bakauheni ini bisa menjadi Pantai Marina Ancol,” ungkap Capsol.

Lanjut Capsol, termasuk akan penataan kembali Menara Sigar yang saat ini kondisinya tidak terawat secara optimal. Ke depan, menara yang menjadi penanta titik nol Pulau Sumatera ini bisa menjadi salah satu icon yang bisa dibanggakan, bahkan menjadi pusat informasi pariwisata dan kebudayaan di kawasan tersebut.

Sebagai sarana penunjang, di kawasan pelabuhan juga telah dibangun mall. Sehingga pengunjung yang datang ke Bakauheni, tidak lagi sebatas ingin menyeberang saja, tapi dapat menikmati fasilitas retail, dan lifestyle yang terdapat di mall tersebut.

Menyinggung soal kemacetan yang kerap terjadi pada saat musim libur dan lebaran Idul Fitri, kata Capsol, ini sudah bisa diatasi, yaitu dengan diberlakukannya tiketing dengan system online. Karena dengan berintegrasinya tiketing konfensional ke online ini, pengguna jasa penyeberangan baik penumpang maupun kendaraan, waktunya sudah terjadwal sesuai dengan pemesanan. Sehingga tidak ada lagi penumpukan kendaraan.

“Tidak hanya menjadi simpul transportasi, tetapi akan dikembangkan menjadi simpul ekonomi melalui pengembangan properti dan lifestyle untuk menarik minat pelanggan non-penyeberangan. Termasuk pengembangan obyek wisata. Jadi, nanti seperti Marina Ancol,” tandas Capsol.

Atas nama PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), Capsol juga mengucapkan terimakasih atas masukan yang diberikan oleh Pak Ananta, yang telah menggunakan jasa pelayaan penyeberangannya.

Dokumentasi Perjalanan bersama jajaran PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Tinggalkan Balasan