Ananta Temui PAC-PAC Tangsel dan Gagas Musrenbang Partai

Foto: Ananta Wahana, Sekretaris DPD PDI Perjuangan saat Menyampaikan Gagasan tentang Musrenbang Partai di Tangsel

SEMARTARA, Tangsel (16/11) – Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Ananta Wahana menggagas Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Partai, di internal PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan.

Hal ini diungkapkannya saat menghadiri kegiatan silaturahmi politik dengan PAC se-Tangerang Selatan di Taman Rempoa Indah, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, beberapa hari lalu.

Ananta Wahana mengatakan bahwa PDI Perjuangan sebagai alat perjuangan tentunya harus membumikan ideologi menjadi seperangkat program nyata untuk kepentingan masyarakat yang diperjuangkan oleh partai.

Menurutnya, interaksi pengurus partai di tingkat Ranting maupun PAC dengan kehidupan masyarakat sehari-hari tentunya akan banyak menemukan permasalahan yang dihadapi dan mesti diperjuangkan. Namun karena keterbatasan metode yang ada, sambungnya, maka permasalahan atau usulan-usulan masyarakat masih sulit tersalurkan secara maksimal.

Oleh sebab itu dirinya menawarkan kepada PAC se-tangsel untuk membuat program Musrenbang partai ditingkat Ranting dan PAC kemudian diteruskan hingga DPC Partai.

“Jadi pokok-pokok pikiran kita yang berupa program-program kerja ideologis itu bisa ditugaskan kepada petugas partai yang ada dilegislatif (sebagai wakil rakyat,-red) dan atau eksekutif untuk diperjuangkan menjadi program pemerintah,” ungkap pria yang populerkan filosofi Becik Ketitik Olo Kethoro.

Ia menambahkan, hal ini perlu dijalankan mengingat PDI Perjuangan sebagai alat perjuangan yang berideologi harus dapat hadir dan dirasakan oleh masayarakat.

“Sehingga nantinya masyarakat dengan senang hati dan puas memberikan kepercayaan kepada PDI Perjuangan,” pungkasnya.

Harry Bdes PAC Pondok Aren menyatakan bahwa diskusi-diskusi seperti ini harus dikembangkan sehingga pihaknya yang ada diluar struktur kekuasaan ini mengetahui perkembangan terkini. Sementara Syafrudin Ketua PAC Serpong dengan menggebu-gebu menceritakan kondisi masyarakat perkampungan serpong yang membutuhkan balai-balai warga, namun amat disayangkan karena lahan fasos fasumnya tidak tersedia. (Helmi)

Tinggalkan Balasan