Ananta Tanya Soal Disparitas Harga Gas LPG di Banten Ke Pertamina

Ananta Tanya Soal Disparitas Harga Gas LPG di Banten Ke Pertamina
Ananta Wahana saat kegiatan hari kedua Kunjungan Reses Komisi VI DPR RI dengan Pertamina, Pelindo, dan MIND ID/PT Inalum, bertempat di Hotel Swiss Bel Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (9/8/2022).

Kalimantan Utara, Semartara.News — Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana menanyakan soal adanya perbedaan harga mencolok atau disparitas harga gas LPG atau gas melon 3 kg di wilayah Banten kepada Pertamina.

Ananta menyampaikan hal itu saat kegiatan hari kedua Kunjungan Reses Komisi VI DPR RI dengan Pertamina, Pelindo, dan MIND ID/PT Inalum, bertempat di Hotel Swiss Bel Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (9/8/2022).

Menurut Ananta, perbedaan harga gas LPG melon 3 kg yang signifikan antar daerah di wilayah Banten berdasarkan temuan saat dia melakukan reses perseorangan di daerah pemilihan (Dapil).

Ananta menyinggung, bahwa beberapa waktu yang lalu Pertamina telah menaikan harga BBM dan LPG karena mengejar keekonomisan akibat terjadi kenaikan harga gas dan minyak dunia.

“Dampak dari kenaikan itu telah memicu migrasi kosumen non subsidi ke subsidi,” ungkap Anggota DPR RI Dapil Banten itu.

Ananta menyebut, bahwa kondisi di lapangan harga LPG subsidi di Tangerang Raya sekitar Rp 22.000, dengan jumlah agen gas subsidi lebih dari 70 buah.

Di Serang harga gas LPG Rp 25.000, sementara untuk Lebak dan Pandeglang mencapai kisaran Rp 30.000, sangat jauh dari harga eceren tertinggi atau HET yang dipatok rata-rata Rp 16 ribuan.

Untuk jumlah keagenan di Pandeglang sekitar 10 buah dengan jumlah 35 Kecamatan.

“Disparitas harga gas LPG ini jelas akan berpengaruh terhadap kondisi masyarakat Banten. Karena angka kemiskinan di Tangerang Raya itu 5 persen. Sedangkan untuk Lebak dan Pandeglang tingkat kemiskinan hampir 11 persen,” jelasnya.

“Dan disparitas harga juga akan memberikan efek ketidakadilan dalam kemakmuran antardaerah,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan