SEMARTARA, Kota Tangerang – Anggota DPRD Provinsi Banten, Ananta Wahana, menghadiri Perayaan Phe Tjoen Vihara Koet Goan Bio yang berlokasi di wilayah Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang menggelar perayaan Phe Tjoen, Minggu (17/6) malam.
Perayaan Phe Tjoen meruapakan event tahunan Vihara Koet Goan Bio untuk memperingati Haul Empe Phe Tjoen. Empe Phe Tjoen berdasarakan kisahnya merupakan tokoh Cina Benteng Tangerang yang menemukan dan merawat kayu kramat di Kali Cisadane. Kayu tersebut dianggap representasi dari Panglima Perang Tionghoa yang jujur dan halus budi, yang bunuh diri dengan menceburkan ke sungai karena difitnah oleh para pejabat negara yang iri padanya.
Karena dicintai rakyat maka setiap tahun masyarakat mengadakan perayaan untuk mengenang kepergian panglima perang tersebut.
Ananta mengatakan bahwa Perayaan Phe Tjoen merupakan pesta rakyat seluruh masyarakat Kota Tangerang yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Phe Tjoen juga merupakan bagian dari kearifan lokal Kota Tangerang. Karena, warga Cina Benteng juga bagian dari warga Kota Tangerang yang turut memperkaya khasanah budaya di kota tersebut.
“Kalau ini digarap betul oleh pemerintah pasti bisa menjadi event tahunan yang menarik wisatawan lokal atau mancanegara untuk hadir,” katanya.
Ananta menambahkan, perayaan seperti ini juga banyak dilakukan di seluruh daerah di Indonesia, hanya saja dengan nama-nama yang berbeda sesuai dengan sejarah dan atau hikayat daerah masing-masing.
“Inikan bukti kekayaan budaya Nusantara kita, karena kegiatan ini bisa menjadi warisan bagi generasi berikutnya,” ungkapnya.
Ananta melanjutkan, dirinya juga banyak belajar dari filosofi perayaan Phe Tjoen yang terinspirasi oleh kisah panglima perang asal tiongkok yang jujur.
“Hal ini juga mengajarkan saya bahwa kejujuran dan kebaikan hati dari aparatur negara akan membawa kesejahteran bagi negara,” pungkasnya.
Rudi, penanggungjawab Perayaan Phe Tjoen mengatakan bahwa peryaan ini sudah dimulai sejak 14 Juni 2018, dan puncaknya hari ini 17 Juni 2018 jam 24.00 WIB, dengan ditandai prosesi memandikan perahu. Perayaan ini diadakan sudah sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, dan menjadi tradisi serta budaya Kota Tangerang. Bukan Thionghwa saja tetapi semua warga terdekat.
Selain itu juta ada pemotongan kue besar yang nantinya akan dibagikan bagi pengunjung. “Tapi, ironisnya Pemerintah Kota Tangerang kurang perhatian, sehingga kurang bergaung,” pungkasnya. (Tim Redaksi)