Berita  

Agus Condro Wafat, Ananta Wahana: “Beliau Bukan Hanya Senior, Tapi Juga Guru dan Sahabat”

Agus Condro Prayitno (kaos hitam-red), bersama dengan Ananta Wahana dan Totok Yulianto, yang merupakan 3 tokoh yang pernah menjadi Ketua Cabang GMNI Solo tiga minggu sebelum Agus Condro wafat.

SEMARTARA – Meninggalnya Agus Condro Prayitno pada Jumat 21 Juni 2019 di RSUP dr. Karyadi Semarang meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, tak terkecuali pengasuh Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Ananta Wahana. Ia juga mengucapkan belasungkawa atas kepergian mendiang Agus Condro, mantan politisi PDI Perjuangan yang pernah menjadi Anggota DPR RI dari Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

“Atas nama pribadi dan keluarga besar Padepokan kebangsaan Karang Tumaritis turut berduka cita atas kepergian Mas Agus Condro,” ujar Ananta Wahana kepada wartawan, Sabtu 22 Juni 2019.

Ananta juga meriwayatkan, Agus Condro dikenal sebagai pribadi yang militan sejak kuliah dan aktif di GMNI Solo. Di mata Ananta, Agus Condro tidak hanya senior, tapi juga abang, guru dan sahabat.

“Mas Agus Condro yang akrap saya panggil dengan sebutan Mas Bodong. Sosok yang sangat dekat dengan saya. Dia bukan hanya sebagai seneor saya di GMNI Solo, tapi jauh dari itu, sebagai mamas (abang-red), guru dan sahabat,” ungkapnya.

Menurut Ananta, Agus Condro juga memiliki peran yang sangat besar atas berdirinya Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, yang saat ini menjadi salah satu wadah para kreatif muda serta kawah condrodimuko para tokoh di Tangerang tersebut. Termasuk dalam mengobarkan semangat dalam mengajak masyarakat untuk melawan korupsi.

“Suka duka dan dinamika politiknya kami selalu terlibat bersama. Dia yang mendampingi dan mengajari saya berorganisasi dan berpolitik sejak keterlibatan saya di GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia-red) di Solo,” katanya.

Ketika pergi Umroh, lanjut Ananta, Agus Condro juga adalah orang yang mendoakan dirinya untuk bisa terpilih menjadi Anggota DPR RI pada periode 2019-2024.

“Waktu Umroh, Mas Agus mendoakan saya agar saya terpilih menjadi Anggota DPR RI periode 2019-2024. Karena beliau tahu bahwa

saya adalah Caleg yang secara finansial sangat terbatas, dan minim. Makanya beliau mendoakan saya di Tanah Suci,” tandasnya.

Agus Condro namanya melejit pada 2011 karena mengaku ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi soal bagi-bagi cek pelawat yang terjadi pada 8 Juni 2004. Bagi-bagi cek itu dilakukan usai kemenangan Miranda Swaray Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.

Akibat pengakuannya tersebut, empat anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004 menjadi terpidana dan 20 orang terdakwa. Ia sendiri saat itu telah dijatuhi pidana hukuman satu tahun enam bulan kurungan. Peran Agus Condro sebagai justice collaborator itu, atau pelaku yang bekerja-sama dengan penegak hukum, mendapat apresiasi pemerintah. (Widi)

Tinggalkan Balasan