Sementara untuk CPP sendiri, yakni Single Point Mooring (SPM), Pipeline End Manifold (PLEM), pipeline onshore dan offshore yang dengan diameter 52 inch serta crude oil tank. Pipeline onshore dan offshore 52-inch ini pun akan menjadi pipeline dengan diameter terbesar milik Pertamina.
Pengembangan fasilitas ini dilakukan seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak mentah di Indonesia, yang mendorong Pertamina meningkatkan kapasitas penyimpanan yang ada di RDMP RU V – Balikpapan.
“Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan, seiring dengan peningkatan kapasitas produksi RU V – Balikpapan menjadi 360 Million Barrel Steam per Day (MBSD),” imbuh Novias.
Pembangunan infrastuktur dan pengembangan energi, tentu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh sebab itu meratanya pengembangan infrastruktur, diharapkan menjadi solusi persebaran energi semakin merata. Serta, berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi negara di masa depan.
Hingga Oktober 2020, tambah Novias, progres pengerjaan salah satu mega proyek Hutama Karya ini adalah, finalisasi pekerjaan engineering, pengadaan material kritis, dan long lead equipment serta persiapan kontruksi.
“Saat ini fokus kami adalah, menyelesaikan pekerjaan engineering dan melakukan pengadaan material penting. Seperti, onshore dan offshore pipeline 20 inch untuk memulai konstruksi di bulan Desember 2020. Target terdekat saat ini adalah, penyelesaian Transfer Line 20 inch direncanakan untuk selesai pada Juni 2021,” tutup Novias Nurendra. (AD)