Tangerang, Semartara.News – Reses Masa Persidangan Ke-II Tahun Sidang 2024-2025 menjadi momen penting bagi Abraham Garuda Laksono, Anggota DPRD Provinsi Banten Fraksi PDI Perjuangan, dalam menyerap aspirasi masyarakat. Kegiatan yang digelar di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis pada Selasa (18/02/2025) ini dihadiri oleh berbagai komunitas, termasuk Komunitas Jawa, Cina Benteng, umat Hindu, umat Kristen, umat Katolik, serta para pelaku UMKM.
Meski hujan turun sejak siang, para tokoh masyarakat tetap antusias menghadiri kegiatan tersebut. Ananta Wahana, salah satu tokoh yang hadir, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya acara ini, yang menurutnya menjadi wadah bagi berbagai kelompok masyarakat untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi.
Abraham: Reses Bukan Hanya Seremonial, tapi Wadah Perjuangan Aspirasi
Dalam sambutannya, Abraham Garuda Laksono menegaskan bahwa reses ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan media bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang nantinya akan diperjuangkan di parlemen.
“Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi ruang diskusi yang nyata, bukan hanya sekadar pertemuan formal. Kami ingin agar setiap perwakilan masyarakat bisa menyuarakan permasalahan dan kebutuhan mereka, sehingga kami dapat memperjuangkannya di DPRD,” ujar Abraham.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk mencapai solusi bersama. “Saya ingin kita berjuang bersama. Aspirasi yang bapak dan ibu sampaikan hari ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan yang kami usulkan di tingkat provinsi,” tambahnya.
Aspirasi Masyarakat: Dari Program Makan Bergizi hingga Tempat Pemakaman
Dalam sesi diskusi, berbagai aspirasi disampaikan oleh peserta yang hadir, mencakup isu sosial, ekonomi, dan infrastruktur.
1. Program Makan Bergizi untuk Masyarakat Kurang Mampu
Saragih, salah satu warga yang hadir, mengusulkan agar pemerintah lebih serius dalam mendukung program makan bergizi gratis dengan harga Rp10.000 hingga Rp12.000 per porsi. Namun, ia menyoroti ketidakjelasan penganggaran dan pengelolaan program tersebut, yang menurutnya masih membutuhkan transparansi lebih lanjut.
2. Permasalahan Tempat Pemakaman bagi Umat Kristen dan Katolik
Bhakti, perwakilan dari komunitas Kristen dan Katolik, mengeluhkan semakin sulitnya akses ke tempat pemakaman umum (TPU) bagi umat mereka. TPU Binong yang selama ini menjadi tempat pemakaman sudah penuh, sehingga banyak keluarga mengalami kesulitan dalam mengurus pemakaman saudara mereka.
“Kami berharap ada solusi konkret, misalnya dengan memperluas area pemakaman atau menyediakan lokasi baru yang lebih layak. Paroki Helena juga sedang mencari solusi, tetapi kami butuh perhatian lebih dari pemerintah,” ujar Bhakti.
3. Perluasan Jaringan ke Wilayah Pedesaan
Sementara itu, Dani Prasetyo menyarankan agar pemerintah lebih aktif turun ke wilayah pedesaan, terutama daerah Wonogiri yang masuk dalam cakupan proyek Perum Jasa Tirta (PJT). Menurutnya, warga di daerah tersebut masih minim akses informasi dan fasilitas, sehingga perlu ada upaya lebih untuk memperluas jaringan pemerintahan hingga ke lapisan masyarakat terbawah.
Tindak Lanjut Aspirasi Masyarakat
Menanggapi berbagai masukan yang disampaikan, Abraham Garuda Laksono berkomitmen untuk membawa permasalahan ini ke tingkat provinsi dan mencari solusi bersama dengan dinas terkait.
“Saya akan memastikan bahwa setiap aspirasi yang masuk hari ini akan kami catat dan perjuangkan. Untuk permasalahan pemakaman, kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari alternatif solusi. Begitu juga dengan program makan bergizi, kami akan meminta transparansi pengelolaan anggaran agar program ini bisa berjalan efektif,” tutupnya.
Acara reses ini pun diakhiri dengan sesi foto bersama dan diskusi informal, di mana warga masih berkesempatan untuk menyampaikan masukan lebih lanjut secara langsung kepada Abraham dan timnya.