Sosok  

Abraham Garuda Laksono: Perlu Upaya Kolaboratif Menekan Angka Pengangguran di Banten

abraham garuda laksono
Abraham Garuda Laksono (kanan) menyatakan soal ketenagakerjaan manjadi agenda kerja politiknya di legislatif Banten/Foto: Dok Semartara.

Banten, Semartara.News — Politisi milenial PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono mengatakan perlu langkah-langkah kolaboratif untuk menekan angka pengangguran di Banten.

Sebagai upaya kolektif berbagai pihak dalam mengentaskan soal pengangguran di ‘Tanah Jawara’.

Kolaboratif dalam menentukan kebijakan bersangkut paut dengan urusan ketenagakerjaan untuk merubah keadaan.

Ke luar dari kebuntuan, dan memberikan rasa keadilan dalam mendapatkan pekerjaan.

Selain pemerintah daerah melakukan optimalisasi dalam menggerakan setiap satuan kerja di bawah kendalinya.

Campur tangan swasta dan entitas kelompok pengusaha manufaktur, jasa dan perdagangan juga diperlukan.

“Harus ada upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengentaskan soal pengangguran di Banten ini,” ungkap Abraham.

Dampak Krisis

Anggota DPRD Banten terpilih di Pemilu 2024 itu menyebut, bahwa dunia usaha belum pulih sepenuhnya.

Akibat dampak krisis panjang, sejak badai pandemi melanda awal 2020, juga krisis ekonomi global dipicu perang Rusia-Ukraina.

Pabrik-pabrik banyak yang tutup lantaran rantai pasok bahan baku terhenti. Hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) pun besar-besaran.

Pemulihan keadaan pasca krisis pandemi tidaklah mudah. Perang belum juga selesai, kondisi geo politik dunia memburuk membuat ekonomi global tak menentu.

Dengan ketidakpastian ekonomi dunia ini, membuat investor menahan modalnya untuk membangun usaha di berbagai sektor skala besar maupun menengah.

Sementara perusahaan-perusahaan yang masih bertahan terpaksa melakukan efisiensi produksi, termasuk pengurangan karyawan.

“Soal pengangguran ini menjadi tren dan problem di hampir semua negara. Dampak krisis global berkepanjangan,” ujar Abraham.

Pengangguran di Banten

Diketahui, jerat pengangguran masih melilit angkatan kerja di Banten. Gap pasar kerja dengan pasokan lebar.

Provinsi paling barat Pulau Jawa ini kembali menjadi ‘jawara’ pemegang rekor angka pengangguran tingkat nasional 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten tertinggi dibanding daerah lainnya di Indonesia.

Banten memiliki 6,05 juta juta angkatan kerja. Dari jumlah itu, 5,63 juta orang masuk kategori bekerja dan sisanya pengangguran terbuka mencapai 7,02 persen.

Dari jumlah itu, dapat diartikan 100 orang angkatan kerja di Banten, terdapat sekitar 7 orang pengangguran.

Data pengangguran ini berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) Februari 2024.

Sepanjang Februari 2023-Februari 2024 angka penyerapan tenaga kerja di Banten sebanyak 28,03 ribu.

Sementara jumlah pengangguran di Banten pada Februari 2024 sebanyak 425 ribu orang.

Meski angka itu turun 61 ribu orang dibandingkan Februari 2023.

“Terpenting adalah solusi mengatasi gap pasar kerja dengan pasokannya,” ucap Abraham.

Kebijakan Pro Pekerjaan

Menurut Abraham, sesungguhnya para investor yang hendak menanamkan modalnya, sejak mengurus perizinan sudah dapat diketahui rencananya secara terperinci, termasuk tenaga kerja yang dibutuhkan.

Namun, kata dia, ada beberapa penyebab para pencari kerja gagal kerja.

Antara lain ketidakcocokan keterampilan yang dimiliki pekerja dengan kebutuhan pasar kerja.

Minimnya kemampuan atau skill terutama bagi lulusan baru pencari kerja.

Pencari kerja lokal kalah saing, sehingga kebutuhan pasar tenaga kerja justru direbut dari luar daerah.

Tidak kompatibelnya tenaga kerja tersedia dengan kebutuhan perusahaan menjadi faktor utama banyak pengangguran.

Abraham berpandangan, terhadap kondisi ini dibutuhkan langkah konkrit dari pemerintah daerah, seperti mengeluarkan kebijakan yang pro pekerjaan.

Sebagai landasan strategis dalam pengambilan keputusan sektor ketenagakerjaan.

Menggalang dukungan politik dari legislatif dalam hal penguatan anggaran untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja berkualitas, sesuai kebutuhan pemakai.

Seperti menyiapkan balai latihan kerja ( BLK) yang prestisius untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja melalui berbagai pelatihan.

Sehingga dalam menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar bisa dipolakan menjadi ikhtiar bersifat sistematis dan kolaboratif.

Demikian pandangan Abraham soal ketenagakerjaan. Anak muda jebolan James Cook University Singapura.

Dia menyatakan, salah satu agenda kerja politiknya di legislatif Banten adalah berurusan dengan ketenagakerjaan.

“Agar rakyat Banten bisa lepas dari jerat pengangguran,” imbuhnya.(TIM)

Tinggalkan Balasan