Sosok  

Abraham Garuda Laksono: Penyambung Lidah Kaum Milenial

abraham garuda laksono
Politisi muda PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono memiliki misi "Penyambung Lidah Kaum Milenial" saat menjalankan tugas politik nanti/Foto: Dok Semartara.

Banten, Semartara.News — Politisi muda PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono berjanji akan “berbagi rasa” dengan generasi seusianya saat menjalankan tugas politik setelah pelantikan nanti.

Rasa itu adalah sebuah misi untuk menjadi jembatan bagi kalangan milineal generasinya dalam menyuarakan aspirasi melalui ranah politik.

Tekad pemuda kelahiran 2001 tersebut dipastikan setelah ditetapkan KPU menjadi calon anggota DPRD Provinsi Banten terpilih dalam kontestasi Pemilu 2024 lalu.

“Tentu pertama soal nasib rakyat yang menjadi konsen perjuangan. Dan tak kalah pentingnya, bagaimana nanti saya bisa mengawal suara-suara kaum milenial didengar dan diakui,” ungkap pemilik nama beken Abe itu.

Kaum milenial adalah sebuah entitas yang juga disebut generasi Y atau generasi “kepo” merupakan pribadi yang pikirannya terbuka. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, dan optimis. Namun mengabaikan masalah politik.

Memang problem kaum milenial adalah kurang percaya terhadap urusan politik, wajar jika tidak tertarik berkecimpung. Mereka menganggap suaranya kurang diperhatikan saat ini.

Lantaran buntu menjadi alasan, tidak nyambungnya komunikasi antara milenial dengan legislatif yang rata-rata dihuni beda generasi.

Problem komunikasi beda generasi ini tentu harus dimitigasi. Dan Abraham hadir untuk mengambil peran itu, agar milenial bisa lebih care ke politik sebagai alat perjuangan.

Ini juga memberi pesan, perlu ada “wajah baru” dan regenerasi dalam kepemimpinan modern di lembaga legislatif , yang cocok dengan suasana kebatinan milenial untuk memulihkan keadaan.

“Kritik milenial terhadap politik harus diterima dan didengarkan. Dan menanggapinya secara terbuka dan konstruktif sebagai bentuk memperkuat pondasi kepercayaan,” kata Abe.

Mengembalikan Kepercayaan Milenial

Seperti apa yang diungkapkan Sindy (24), salah satu milenial yang mengantar Abraham saat daftar jadi calon anggota DPRD Provinsi Banten pada September 2022 lalu.

Dia menyebut, pencalonan Abraham menjadi anggota legislatif merupakan bentuk upaya untuk mengembalikan kepercayaan kalangan milenial kepada politik.

Menurutnya, selama ini milenial cenderung kurang percaya secara politik kepada wakil rakyat lantaran dianggap banyak janji, tapi miskin aksi dan solusi.

“Saatnya butuh gerakan milenial. Dan Mas Abe merupakan awal yang baik di legislatif untuk pergerakan anak muda yang selama ini kerap dipandang sebelah mata,” paparnya.

Kata dia, sosok Abraham bisa jadi contoh dan promodel yang baik bagi gerakan-gerakan anak muda milenial yang bisa dipercaya.

Karena Indonesia sebenarnya tidak kekurangan orang pintar. Indonesia banyak orang pintar tapi tidak ada wadahnya.

“Semoga Mas Abe dengan kreatifitasnya dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada wakil rakyat. Dan dia dapat mengambil hati milenial,” ucapnya.

Begitulah tekad Abraham, pemuda jebolan James Cook University Singapura pada usia 19 tahun. Misi politiknya bukan kaleng-kaleng, penyambung lidah kaum milenial. (TIM)

Tinggalkan Balasan