Berita  

Salon La Puan Karyakan Warga Binaan

KARYAKAN WARGA BINAAN: Sejumlah warga binaan melayani pengunjungn Salon La Puan, Senin (14/11/2019). Salon tersebut merupakan tempat praktik warga binaan yang telah dilatih tata rias dan kecantikan.

SEMARTARA – “Supaya reputasi mereka pulih dan bisa kembali bersatu dengan masyarakat,” ujar Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan HAM Banten Imam Suyudi saat meresmikan Salon La Puan (Lapas Perempuan) Tangerang, Kamis (14/11/2019). Imam menyebut “mereka” yang dimaksud adalah yang terlupakan sebagai bagian dari masyarakat.

Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas 2 A Tangerang kini punya tempat menyalurkan keahliannya. Usai berlatih tata rias dan kecantikan secara intensif, mereka berpraktik di Salon La Puan di Jalan Maulana Yusuf, Tangerang.

Kegiatan yang besinggungan langsung dengan masyarakat tersebut merupakan wujud pengamanan minimum LPP Tangerang. Mereka yang dikaryakan di salon itu pun telah melalui serangkaian penilain. Imam menejelaskan, warga binaan di Salon LaPuan secara tidak langsung tengah menjalani program asimilasi.

“Itu tidak terlepas dari hukuman. Kalau dari hasil asasment mereka layak, biarpun hukuman tinggi tapi kalau sudah layak minimum ya mereka bisa bekerja di luar,” jelasnya.

Bersamaan dengan peresmian salon, sebanyak delapan pihak meneken kerjasama pengembangan warga binaan dengan LPP. Salah satu jenama produsen tekstil, Yukata menyambut baik kerjasama tersebut. Pemilik jenama itu Okan Cornelius mengaku bangga bisa turut serta mengembangkan warga binaan.

“Kita berharap dengan kerjasama yang sudah terjalin ini bisa memberikan sedikit modal saudara-saudara kita yang akan ke masyarakat agar berwiraswasta. Ini sebagai langkah awal, ke depannya saya punya rencana untuk mengembangkannya di lapas lain,” ungkapnya.

Mengenai Salon La Puan, Kepala LPP Klas 2 A Tangerang Herlin Candrawati mengaku optimis dapat bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Apalagi, sambungnya, warga binaan yang bekerja di salon tersebut telah tersertifikasi keahliannya.

“Bedanya jelas, di sini yang menangani warga binaan yang sudah mempunyai keterampilan. Selama ini kan ada penilaian masyarakat yang negatif, ini kami buktikan bahwa mereka juga mampu. Harganya juga bersaing,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan