Akar Jeruji Kenalkan Seni Jalanan di LPKA

SEMARTARA – Anak adalah aset bangsa. Betapa pun lakunya, anak tetap berhak atas masa depan yang baik. Pun demikian anak di Lembaga Pendidikan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Tangerang yang menjalani pembinaan lantaran berkonflik dengan hukum.

Berangkat dari keyakinan tersebut, sekelompok pelaku industri kreatif bertandang ke Lapas peninggalan Belanda di Jalan Daan Mogot Nomor 29, Kota Tangerang ini. Mereka menamai dirinya sebagai Akar Jeruji.

Baca juga: Sah, Tap Cash Beredar di Lapas Perempuan Tangerang

Tak sekedar bertandang, Akar Jeruji membaur dengan ratusan anak didik Lapas (Andikpas) dalam pelatihan ragam ketangkasan. Pentolan Akar Jeruji Rico mengatakan, semua anak Indonesia punya hak yang sama untuk menjadi putra terbaik bangsa.

“Acara ini memberi harapan dan inspirasi kepada anak-anak untuk ikut berkontribusi pada masyarakat ketika sudah keluar dari lapas,” katanya.

Asyiknya, pelatihan ragam ketangkasan ini berisi kegandrungan muda-mudi masa kini. Ada latihan papan skate, mural, lukis dan sablon kaos, musik rap, dan yang paling banyak menyedot perhatian adalah pelatihan disjoki.

Rico sendiri diadapuk jadi pembimgbing basket jalanan. Sejumlah pembinaan seni jalanan ini, disebut Rico, dilakukan agar andikpas memiliki bekal keterampilan non-formal setelah keluar dari tempat tersebut.

Rico tidak sendiri, ia bersama delapan elemen seniman jalanan lainnya mengaku bakal melanjutkan bimbingan itu di kesempatan lain.

Delapan elemen seniman itu yakni Breakdance oleh Bian alias Kreate; Streetball oleh Rico alias Spinboy; Skateboard oleh Satria Vijie; Hip-hop dari Tuan Tigabelas; T-Shirt printing dengan Mohan Hazian Thanksinsomnia dan Fiyan Shining Bright; Street art oleh Gardu House; Ilustrasi bersama Hari Prast; hingga DJ dengan Trigger Management.

Gayung bersambut, niatan Akar Jeruji untuk melanjutkan pembinaan itu diamini Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan LPKA Klas 1 Tangerang Heri Hartati. Pihaknya membuka diri bagi kelompok atau instansi mana pun yang mau berkegiatan di tempat tersebut.

“Selama itu positif kami akan dukung,” katanya.

Pelabelan andikpas sebagai anak bermasalah, ditegaskan Heti, mestinya tak terjadi. Menurutnya, andikpas memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan.

“Mereka masih muda, sangat potensial. Makannya kami mengajak siapapun pihak yang punya kepedulian untuk ikut mengembangkan mereka,” tukasnya.

Kegiatan sudah usai, namun semangat andikpas untuk berkembang harus terus dijaga. Momen yang terekam dalam suasana sumpah pemuda itu pun diharapkan terus berlanjut di kesempatan lain.

Tinggalkan Balasan