Berita  

Butuh 10 Hari, DLHK Selidiki Penyebab Sesak Napas Masal Santri

TINJAU KONDISI PESANTREN: Kepala DLHK Kabupaten Tangerang Ahmad Taufik meninjau kondisi pondol pesantren yang sjumlah santrinya mengalami sesak napas masal, Selasa (3/9/2019). DLHK bakal menguji lab sampel udara dan air di lokasi tersebut. (istimewa)

SEMARTARA – Pascaperistiwa mual-mual disertai sesak napas masal yang dialami belasan santri Pondok Pesantren (Ponpes)/SMP IT Nurul Hikmat di Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang mendalami penyebab kejadian tersebut.

Peristiwa ini adalah kali kedua. Pertama terjadi pada Rabu (28/8/2019) malam, yaitu pada saat para santri sedang mengikuti pengajian. Sedangkan kejadian berikutnya adalah Senin (2/9/2019) malam, usai para santri menjalankan salat isya bersama.

Kepala DLHK Kabupaten Tangerang Ahmad Taufik menjelaskan, pihaknya akan melakukan uji laboratorium ulang terhadap air serta udara setempat dan sekitarnya. Ada pun hasilnya, kata Taufik, diperlukan waktu sekitar 10 hari.

“Langkah-langkah yang OPD lakukan adalah, tim medis sudah melakukan uji lab dari makanan, hasilnya bberapa hari kemudian. DLHK hari ini akan melakukan uji laboratorium ulang dengan sampel air dari ponpes dan penduduk sekitar, serta sampel udara 24 jam. Hasilnya 10 hari kemudian baru diketahui,” ujar Ahmad Taufik, Selasa (3/9/2019).

“Perusahaan-perusahaan yang disinyalir dapat mengakibatkan kejadian ini, terdapat beberapa perusahaan. Antara lain PT Noor Anisa Desa Pengadegan, usaha pengangkutan dan pengolahan limbah. Jarak ke ponpes sekitar 1,2 kilometer. Perusahaan-perusahaan limbah lainnya di Desa Karet Kecamatan Sepatan. Jarak ke ponpes sekitar 700 meter, di sekitar Ponpes pun tidak ada penimbunan dan pembakaran sampah,” lanjut Taufik.

Mengenai kondisi pemondokan atau kamar tidur santriawati sendiri, kata Taufik, berukuran 3,5 meter persegi, dan diisi oleh 13 orang, itu pun dipadati dengan lemari-lemari pakaian dan buku-buku, sebanyak 2 kamar.

“Kondisi dapur 2,4 meterpersegi juga untuk masak seluruh santri yangg mondok. Dari kejadian pertama, sejak 29 Aguatus 2019 para santri seluruhnya diliburkan selama 3 hari. Dan masuk kembali hari senin tanggal 2 September 2019. Baru 1 hari masuk kembali sudah ada kejadian yang sama,” tandasnya. (irfan)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan