SEMARTARA – Pemerintah Kota Tangerang dinilai kurang serius mengembangkan kesenian serta kebudayaan kotanya. Fastilitasi seni budaya di Kota Akhlakul Karimah mendapat catatan buruk dari seniman serta budayawan Kota Tangerang saat dialog Kebudayaan di Taman Pramuka, Jalan Daan Mogot, Senin (29/7/2019).
Urusan fasilitasi ruang, Kota Tangerang disebut masih jauh dari harapan. Gedung Kesenian yang diklaim milik Pemkot di kawasan Modernland belum juga diesntuh perbaikan.
“Kota Tangerang ini keseniannya hebat, gedung keseniannya saja jadi tempat parkiran,” sindir Abdul, salah satu peserta dialog.
Pernyataan itu diamini peserta lainnya, Dennys Suprihatin. Menurut dia, sejumlah ruang publik di Kota Tangerang belum sama sekali diberdayakan untuk pengembangan seni dan budaya. Padahal, sambungnya, banyak seniman dan budayawan di Kota Tangerang.
“Kita punya banyak seniman, jangan sampai seniman Kota Tangerang justru tenarnya di luar Kota Tangerang. Itu kan karena Pemkot kurang kasih ruang ke para seniman,” katanya.
Masalah fasilitasi, disebut Kasubdit Program Evaluasi dan Dokumentasi Direktorat Kesenian Kemendikbud, Puad Prihatin, memang di luar kemampuan Pemerintah Daerah (Pemda). Pemda, sambungnya, hanya bisa menjembatani seniman. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya mencarikan dana swasta untuk pengembangan seni dan budaya.
“Ibarat gula segayung untuk membikin manis air sungai, ya gak bisa. Cara lain semisal CSR, dan filantropi bisa kita tempuh.Jadi, faslitasi bukan dalam konteks pemenuhan,” tambahnya.
Sementara soal ruang, Puad mengatakan, Pemda bisa memanfaatkan sejumlah aset lahan negara, seperti milik Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Dia meyakini, selama tidak bertentangan dengan peruntukan, pemanfaatan lahan tersebut tak jadi soal.
“Kalau memang sulit, bisa dikoordinasikan dengan Kemendikbud, mungkin kami bisa berikan rekomendasi agar diijinkan Kemenkumham,” katanya lagi.
Dalam dialog yang diselenggarakan Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Kota Tangerang tersebut hadir Ketua Dewan Kesenian Kota Tangerang, Madin Tyasawan; Pengiat Budaya Kota Tangerang, Abah Mustaya; Abah Ian serta Kepala Bidang Kebudayaan, Sumangku.
Melalui kegiatan ini, kata Sumangku, pihaknya ingin mencari titik celah permasalahan seni dan budaya. Selama ini, menurutnya, seni dan budaya kerap dianggap termajinalkan dan kurang dimanusiakan. (irfan)