SEMARTARA, Kota Tangerang – Rizal Muzaki (19), seorang pemuda yang beberapa hari lalu itu diberitakan telah membakar dirinya sendiri menggunakan korek api dan minyak tanah, kini ia dikabarkan meninggal dunia.
Diketahui sebelumnya, peristiwa bakar diri yang dilakukan Rizal, pada Kamis (29/11) malam, dan belum diketahui penyebabnya. Saat itu, Rizal yang merupakan anak dari seorang pedagang pecel mengalami luka serius akibat membakar dirinya sendiri, sehingga ia mendapat perawatan yang intensif di RS Fatmawati, Jakarta.
Kapolsek Karawaci Polres Metro (Restro) Tangerang Kota, Kompol Abdul Salim membenarkan bahwa korban yang sengaja membakar diri beberapa hari lalu itu telah meninggal dunia.
“Iya betul, jenazah korban juga sudah dimakamkan di daerah Brebes, Jawa Tengah,” ucap Abdul, saat dikonfirmasi melalui seluler.
Penyebab korban nekat membakar dirinya diduga karena mengalami depresi. Sebab kata Abdul, selama satu pekan sebelum peristiwa itu terjadi, raut wajah korban nampak murung setiap hari. “Tapi murung bukan karena soal cinta, melainkan depresi. Dia memang sudah satu minggu tidak mau makan, seperti orang yang sedang bermasalah,” terangnya.
Ia juga mengatakan, korban bakar diri itu sempat mendapat perawatan yang intensif di RS Fatmawati. Namun, setelah menjalani perawatan selama kurang lebih 23 jam, sambung Abdul, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
“Ketika saya besuk ke rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RS Fatmawati pada pukul 22.00 WIB,” ujar Kapolsek, kepada Semartara.com, Sabtu (1/12). “Korban sempat sadar. Sempat bilang ke dokter kalau memang dia sengaja membakar dirinya sendiri,” tuturnya melanjutkan.
Menurut dia, korban meninggal dunia lantaran luka bakar yang dideritanya cukup berat. Bahkan luka bakar itu, tambah ia, mencapai hingga 90 persen di sekujur tubuhnya. Atas peristiwa tersebut, dirinya menghimbau agar masyarakat dapat membangun komunikasi yang baik dalam kehidupan keluarga, terutama antara orang tua dengan anaknya.
“Kepada warga masyarakat saya imbau terutama orang tua agar memperhatikan keseharian anak. Orang tua juga harus peka terhadap perubahan sikap anak kita sehari-hari. Anak-anak itu harus kita tanya-tanya terus sebagai orangtuanya. Agar sinergi, karena komunikasi itu penting,” tandasnya. (Helmi)