Ananta Ajak Kader Berpegang Teguh pada Ideologi

SEMARTARA, Tangsel – Upaya meraih kemenangan pada Pileg dan Pilpres 2019, DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan mengadakan Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) di Remaja Kuring, Kota Tangerang Selatan, pada Sabtu (6/10) pekan lalu.

Dalam kegiatan tersebut, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Ananta Wahana kembali mengingatkan tentang pidato yang disampaikan ketua umum partai berlambang banteng moncong putih tersebut, Hj. Megawati Soekarno Putri dalam kongres ke III beberapa waktu lalu.

“Pidato Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri saat kongres ketiga itu sangat penting untuk dipahami kader. Karena di sana terdapat berbagai kritik dan motivasi kepada kita, setelah mengalami kekalahan di Pemilu tahun 2009 yang lalu,” ucap Ananta, dalam sambutannya.

“Intinya dalam pidato itu beliau (Hj Megawati) ingin agar kita semua kembali ke jalan ideologi,” katanya melanjutkan.

Sebab, tegas Ananta, setelah memutuskan kembali ke jalan ideologi, PDI Perjuangan terbukti kembali berjaya dan dipercaya masyarakat sehingga meraih kemenangan pada Pemilu 2014 dengan sempurna.

“Jika kita ingin memenangkan kembali Pemilu tahun 2019, maka kita harus kembali meresapi pidato tersebut,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ananta, pimpinan umum partai berlambang banteng moncong putih tersebut, juga menyampaikan bahwa PDI Perjuangan lebih memilih menangis dan tertawa bersama rakyat ketimbang menjadi penguasa yang tidak berpihak kepada kepentingan ‘wong cilik’.

“Jadi setiap kader harus mulai melakukan introspeksi diri, apakah selama ini sudah pro kepada wong cilik. Sehingga nantinya masyarakat kembali percaya kepada kita dan kembali memenangkan hati masyarakat,” tuturnya.

Menurut Ananta, minimal yang harus dikerjakan semua kader partai untuk kembali merebut hati masyarakat adalah menyesuaikan sebuah perkataan dengan perbuatan. Jangan pernah merasa sebagai kader militan, jika dalam berpolitik tetap menggunakan kebohongan dan tidak menepati janji.

“Sebagai ideologi partai pancasila tentunya sudah final, karena itu jangan justru dalam prakteknya kader kita bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Contohnya bermain-main dengan isu sara demi meraih simpati masyarakat, itu salah besar,” tandasnya. (Helmi)

Tinggalkan Balasan