Kota Tangsel, Semartara.News — Penundaan Musyawarah Kota (Muskot) IV Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai reaksi keras dari calon ketua, Abdul Rahman atau Arnovi. Ia menilai penundaan tersebut mencerminkan ketidaksiapan panitia dalam menjalankan agenda besar organisasi pengusaha itu.
“Penundaan ini jelas-jelas karena panitia tidak mampu. Ini murni ketidakmampuan dalam pelaksanaan Muskot, karena Kadin Tangsel memang belum pernah menggelar muskot sebelumnya,” ujar Arnovi kepada wartawan usai sidang, Sabtu (25/10/2025).
Menurut Arnovi, alasan utama penundaan bukanlah deadlock atau kebuntuan antar peserta, melainkan faktor kelelahan dan kurangnya pengalaman teknis panitia.
“Ini bukan deadlock, tapi ditunda karena panitia kelelahan. Wajar saja, teman-teman panitia mungkin belum punya pengalaman menggelar muskot. Itu yang jadi permasalahan utama,” katanya.
Arnovi meminta agar panitia dan pengurus Kadin Provinsi Banten menjadikan situasi ini sebagai bahan evaluasi serius. Ia menyarankan penyusunan berbagai opsi penyelesaian agar pelaksanaan lanjutan lebih matang.
“Evaluasi itu perlu. Panitia harus buat opsi satu, dua, tiga. Kasihan juga teman-teman panitia, sudah kerja keras tapi hasilnya belum maksimal. Mudah-mudahan bisa jadi pelajaran,” ujarnya.
Soal jadwal pelaksanaan ulang, Arnovi menuturkan keputusan akan diumumkan dalam waktu paling lambat satu minggu ke depan.
“Satu minggu lagi harus sudah ada pemberitahuan,” tegasnya.
Ia memastikan penundaan Muskot tidak akan mengulang proses dari awal. Peserta yang telah diverifikasi tetap akan menjadi bagian dari sidang lanjutan nanti.
“Kalau ditunda itu bukan berarti mulai dari nol lagi. Muskot belum dibuka, jadi pesertanya tetap yang sudah diverifikasi. Kecuali kalau deadlock, baru buka pendaftaran ulang,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan agar panitia tidak mengubah mekanisme atau membuka kembali peserta baru. Menurutnya, hal itu sudah keluar dari aturan organisasi.
“Kalau sampai berubah, berarti Kadin sudah menyimpang dari aturan. Karena kalau deadlock itu batal, tapi ini kan ditunda,” ucapnya.
Terkait kemungkinan panitia diambil alih oleh Kadin Provinsi Banten, Arnovi menilai langkah tersebut memungkinkan, meski ia berharap panitia Tangsel bisa menyelesaikannya secara mandiri.
“Bisa saja diambil alih, karena ini kan hajatan provinsi juga. Tapi saya berharap panitia Tangsel bisa menyelesaikannya sendiri. Ini jadi momen evaluasi agar ke depan lebih siap,” pungkasnya. (*)







