Tangerang, Semartara.News – Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang menekankan perlunya memperkuat pendidikan di luar sistem formal sebagai fondasi utama untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang inklusif, adaptif, dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Iman Kusnandar, menyatakan bahwa pendidikan non formal dapat menjadi alternatif efektif untuk mengatasi kekurangan dalam pendidikan formal. Karena bersifat terbuka dan mudah dijangkau, jenis pendidikan ini membuka peluang bagi semua kalangan untuk belajar dan mengasah kemampuan.
“Pendidikan non formal terbuka untuk semua orang tanpa syarat yang membingungkan. Ini sangat berguna bagi warga yang tidak sempat melanjutkan pendidikan formal, sehingga mereka masih bisa memperoleh ilmu dan meningkatkan kemampuan diri,” kata Iman pada Jumat (26/9/2025).
Iman menambahkan bahwa maraknya Anak Tidak Sekolah (ATS), terutama di kalangan usia 25 tahun ke atas, menegaskan urgensi pendidikan non formal. Inisiatif ini memungkinkan individu yang terhenti sekolah untuk tetap mengakses pengetahuan dan keahlian, bahkan mencapai standar dasar agar layak bersaing di pasar kerja.
Daftar Isi
TogglePeningkatan Kesejahteraan Warga
Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tangerang, Prima Saras Puspa, menganggap pendidikan non formal berperan krusial dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Dengan pendidikan non formal, warga tidak hanya mendapatkan wawasan, tapi juga keterampilan langsung yang bisa diterapkan untuk bekerja, memulai usaha, dan memperbaiki kondisi ekonomi,” ungkap Prima.
Dampak Positif dari Inisiatif Pendidikan
Beragam program pendidikan non formal, seperti pelatihan vokasi, kursus singkat, bimbingan pribadi, dan pengenalan literasi, telah menunjukkan hasil yang signifikan. Peserta tidak hanya lebih siap memasuki dunia kerja, tapi juga lebih terlibat dalam aktivitas komunitas dan pembangunan lokal.
Dewan Pendidikan mendesak pemerintah setempat untuk lebih memprioritaskan bidang ini melalui kebijakan yang mendukung serta penyaluran dana yang cukup.
Pengurus Dewan Pendidikan, Madsoni, secara khusus mengajukan agar 10–20 persen dari pendapatan retribusi daerah dialokasikan untuk pengembangan pendidikan non formal, khususnya di level desa.
“Pendidikan non formal harus diintegrasikan ke dalam upaya pemberdayaan komunitas. Dengan bantuan finansial yang memadai, kami yakin inisiatif ini bisa memperkaya kemampuan pribadi, meningkatkan daya guna, dan memajukan kualitas hidup penduduk,” tegas Madsoni.
Strategi ke Depan
Untuk melanjutkan upaya ini, Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang berencana mengadakan Focus Group Discussion (FGD) guna membangun kerjasama antara pemerintah, komunitas, dan pihak terkait.
Diskusi ini diharapkan menghasilkan rumusan strategi serta saran kebijakan yang memperluas jangkauan pendidikan non formal, sehingga menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil, merata, dan berkesinambungan di seluruh Kabupaten Tangerang. (*)