Kota Tangsel, Semartara.News – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar International Maritime Symposium untuk pertama kalinya di Indonesia, sekaligus memperingati Hari Maritim Nasional ke-61. Acara ini berlangsung di Gedung Graha Widya Bhakti, Puapitek, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko M, menyatakan bahwa simposium ini diharapkan menjadi platform kerjasama antarnegara, terutama dalam pengembangan teknologi maritim.
“Saya ucapkan selamat kepada panitia atas penyelenggaraan yang sukses. Semoga kegiatan ini mempererat kolaborasi bagi para ahli engineering kelautan, baik dengan sesama peneliti lokal, internasional, maupun mitra industri,” kata Handoko saat membuka acara pada Senin, September 2025.
Handoko menambahkan bahwa BRIN sejak awal memposisikan sektor maritim sebagai prioritas riset inti. Cakupannya tidak terbatas pada aspek kelautan, melainkan juga engineering yang didukung oleh Organisasi Riset Energi dan Manufaktur.
Kegiatan riset BRIN mencakup eksplorasi serta ekspedisi untuk mengungkap kekayaan biologis laut, penerapan bioteknologi, dan pemetaan geologi. Selain itu, upaya ini juga berfungsi sebagai langkah pencegahan bencana alam, seperti tsunami atau gempa bumi akibat aktivitas sesar.
Di sisi lain, Teguh Muttaqi, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, menyoroti keberlanjutan lingkungan sebagai salah satu isu sentral dalam simposium.
“Prioritas utama kami adalah teknologi beremisi karbon rendah dan lebih bersahabat dengan alam. BRIN tidak hanya berfokus pada inovasi canggih, tapi juga mempertimbangkan dampak ekologis,” ungkapnya.
Teguh juga menyebutkan bahwa riset BRIN menangani masalah pencemaran di lautan, termasuk mikroplastik, di mana salah satu pendekatannya adalah memanfaatkan teknologi akselerator nuklir untuk memecah limbah plastik laut.
Sebagai acara pembuka, Teguh berharap simposium ini dapat berkembang menjadi forum yang lebih inklusif.
“Kami menginginkan simposium selanjutnya melibatkan beragam elemen maritim. Bukan hanya teknologi, tapi juga kontribusi riset dari berbagai unit di BRIN,” tambahnya.
Simposium perdana ini diikuti oleh perwakilan negara mitra seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Inggris. Menurut Teguh, partisipasi mereka menegaskan urgensi kolaborasi internasional di ranah maritim.
“Mereka merupakan rekan strategis kami. Melalui simposium ini, kerjasama ke depan bisa semakin solid, terutama dalam pengembangan kode bersama,” tutupnya. (Idris Ibrahim)