Serang, Semartara.News – Setelah seluruh rangkaian penyambutan Kapolda Banten yang baru, Brigjen Pol H. Hengki, selesai dilaksanakan, acara berlanjut dengan prosesi pelepasan Kapolda lama, Irjen Pol Suyudi Ario Seto. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (20/08) di Lapangan Apel Polda Banten ini ditandai dengan Upacara Pedang Pora, sebuah tradisi penuh makna dalam tubuh Polri.
Sebelumnya, Brigjen Pol Hengki telah menerima Pataka “Gawe Kuta Baluwarti” melalui Laporan Kesatuan dan Upacara Penyerahan yang berlangsung khidmat. Setelah prosesi tersebut, seluruh jajaran Polda Banten menggelar Pedang Pora sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Irjen Pol Suyudi beserta keluarga.
Kabidhumas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, menjelaskan bahwa Pedang Pora memiliki makna mendalam sebagai simbol penghormatan dan apresiasi tertinggi. “Prosesi ini merupakan wujud penghargaan kami kepada Irjen Pol Suyudi atas dedikasi, loyalitas, serta pengabdian beliau selama satu tahun satu bulan menjabat sebagai Kapolda Banten,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, seluruh perwira Polri membentuk formasi pedang pora sebagai gerbang kehormatan ketika Irjen Pol Suyudi meninggalkan Polda Banten. Suasana haru pun menyelimuti prosesi tersebut, mencerminkan rasa bangga sekaligus hormat kepada sosok pemimpin yang telah memimpin dengan penuh tanggung jawab. “Dengan penuh khidmat, kami mengiringi kepergian beliau melalui prosesi ini, sebagai tanda perpisahan yang bukan hanya emosional, tetapi juga membekas bagi seluruh jajaran,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Kombes Pol Didik menegaskan bahwa upacara Pedang Pora bukan sekadar seremoni perpisahan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk refleksi dan transisi kepemimpinan. “Upacara ini menjadi penanda semangat baru di bawah Brigjen Pol Hengki. Kami optimis, beliau akan melanjutkan pengabdian dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Banten,” tutupnya. (Bidhumas)