Tangerang, Semartara.News — Kebangkitan jiwa nasionalisme tidak dapat disulap begitu saja, ia membutuhkan penanaman dan strategi yang handal agar dapat membangun pondasi masa depan bangsa yang kokoh. Sebuah bangsa yang besar tentunya memiliki kemampuan untuk menciptakan generasi yang dapat melanjutkan estafet perjuangan para pendahulunya. Anak usia dini adalah pondasi awal yang perlu mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan publik hingga ke elemen paling dasar dalam tatanan sosial.
Disadari atau tidak, jika bangsa Indonesia menginginkan kejayaan pada tahun 2045 dengan masa keemasannya, maka penataan dan perhatian terhadap dunia pendidikan anak usia dini perlu menjadi fokus utama.
Hal inilah yang menjadi kegelisahan sosok pembina TK Generasi Indonesia, Leni Nurmiyanti, M.Si. Kegelisahan tersebut diaktualisasikan dalam kontribusinya yang nyata, mengabdikan diri pada dunia pendidikan anak usia dini yang didirikannya, serta dunia akademisi di Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Cendekia Abditama.
TK Generasi Indonesia, yang berlokasi di Perum Aster 3, Kelurahan Jatake, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, akan memasuki usia 17 tahun, sejak awal berdirinya, TK Generasi Indonesia konsisten menjaga keluhuran bangsa dan menanamkan jiwa nasionalisme dalam kurikulumnya. Pengenalan identitas kebangsaan dan cinta tanah air merupakan bagian penting yang harus ditanamkan dalam proses mendampingi tumbuh kembang para generasi bangsa.
Setiap momentum peringatan kemerdekaan RI, TK Generasi Indonesia selalu melaksanakan upacara kemerdekaan dan berbagai aktivitas lomba untuk menanamkan kecintaan pada negara sejak dini.
“TK Generasi Indonesia selalu melaksanakan peringatan Kemerdekaan RI dengan upacara di sekolah, dan anak-anak kami ajarkan untuk berlatih menjadi petugas upacara sesuai dengan kemampuan mereka,” terang Sri Rumanti, S.Pd, selaku kepala sekolah TK Generasi Indonesia, Sabtu, 16 Agustus 2025.
“Alhamdulillah, semua anak-anak antusias dan sangat senang ketika diberikan tugas menjadi petugas upacara. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari karakter TK Generasi Indonesia yang memiliki kekhasan nasionalisme,” imbuhnya.
Selain pembiasaan upacara kemerdekaan sejak dini, TK Generasi Indonesia memiliki program unggulan, antara lain: Hari Imajinasi Anak, Kacatilang (Kamis cita-cita setinggi langit), dan Cinderamata (Cintai budaya daerah dan mahakarya tanah air Indonesia), serta Hari Hidup Sehat dan Aku Cinta Literasi.
Semua program unggulan ini merupakan strategi yang dibuat oleh kepala sekolah dan tim guru untuk mengimplementasikan visi dan misi sekolah yang berlandaskan karakter identitas ideologi yang disebut Panca Salira.
Panca Salira adalah ideologi yang dikembangkan dari Pancasila untuk penataan diri kehidupan anak manusia yang selaras lahir dan batin. Penyelarasaan tersebut perlu didukung dengan lima pondasi penataan diri, atau yang disebut Panca Salira, yaitu: Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Berjiwa Nasionalis, dan Rukun dalam bersosial. Lahirnya identitas Panca Salira yang dimiliki oleh Yayasan Lembaga Generasi Indonesia Mandiri (LGIM) merupakan hasil dari kegelisahan intelektual yang dirumuskan oleh Leni Nurmiyanti, M.Si, Pembina TK Generasi Indonesia.
“Indonesia dapat mencapai masa keemasannya melalui para generasi penerus bangsa yang dididik dengan cinta dan menanamkan kesadaran akan cinta tanah air, tumpah darahnya Indonesia. Kita perlu merawat masa depan bangsa dan menitipkannya kepada generasi penerus dengan menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini,” pungkas Leni Nurmiyanti. (*)