Ekbis, Semartara.News — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menegaskan perannya sebagai motor penggerak dalam mencapai swasembada baja di Indonesia. Di tengah perkembangan infrastruktur dan tantangan global, perusahaan ini terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan domestik serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyatakan bahwa kemandirian dalam sektor baja adalah fondasi penting bagi pembangunan nasional. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi, kualitas, dan inovasi agar dapat memenuhi kebutuhan baja domestik secara mandiri,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis pada Senin, 16 Juni 2025.
Akbar juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor industri untuk mengatasi tantangan struktural, seperti rendahnya tingkat pemanfaatan kapasitas dan ketergantungan yang tinggi pada impor. “Kami yakin bahwa melalui sinergi antara pemerintah, industri, dan pelaku usaha, Indonesia dapat membangun industri baja yang kuat dan mandiri, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh fluktuasi pasar global,” tegasnya.
Saat ini, industri baja menghadapi berbagai tantangan yang kompleks: kapasitas produksi baja nasional masih di bawah 20 juta ton per tahun, meskipun beberapa sektor mengalami kelebihan kapasitas; porsi impor yang tinggi menyebabkan tingkat pemanfaatan yang rendah. Di sisi lain, konsumsi domestik diperkirakan akan mencapai lebih dari 100 juta ton pada tahun 2045, yang memerlukan investasi besar. Situasi ini menunjukkan pentingnya kebijakan industri yang tepat agar industri dalam negeri dapat bersaing, menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan membangun kapasitas untuk mencapai kemandirian di sektor baja dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Setelah keberhasilan di sektor pangan yang telah mencapai swasembada beras, Pengamat Industri Baja dan Pertambangan, Widodo Setiadharmaji, mengajak semua pihak untuk meniru momentum positif tersebut di sektor baja. “Keberhasilan swasembada beras dicapai melalui kebijakan yang konsisten, mulai dari perlindungan harga, stabilitas pasokan, hingga insentif bagi petani. Pola kebijakan serupa dapat diterapkan pada industri baja, seperti penerapan safeguard, anti-dumping, kebijakan energi, insentif industri, stabilisasi harga dan pasokan, serta perbaikan daya saing secara keseluruhan,” ujarnya.
Widodo menekankan bahwa, “Baja adalah bahan pokok bagi keberlangsungan industri nasional, sama halnya dengan beras bagi masyarakat.” Oleh karena itu, kebijakan di sektor pertanian ini dapat menjadi contoh yang relevan untuk diterapkan di sektor baja agar dapat menciptakan kemandirian industri baja nasional.
Sebagai BUMN di sektor industri baja, peran Krakatau Steel dalam menciptakan kemandirian industri baja nasional sangatlah penting. Akbar menegaskan bahwa Krakatau Steel siap berkontribusi aktif dalam peta jalan industri baja nasional.
“Kami mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam merumuskan roadmap industri baja nasional yang komprehensif, termasuk kebijakan perdagangan, energi, investasi, dan teknologi. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, industri baja nasional akan menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan,” tutupnya. (*)