ICTOH ke-10 Resmi Dibuka di Bali: Bahas Strategi Industri Rokok dan Perlindungan Anak Muda

Konferensi Pengendalian Tembakau Indonesia ke-10 di Denpasar membahas perlindungan generasi muda dari produk tembakau.
Suasana pembukaan Konferensi Pengendalian Tembakau Indonesia (ICTOH) ke-10 di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Bali. (Foto: ist)

Denpasar, Semartara.News – Konferensi Pengendalian Tembakau Indonesia (Indonesian Conference on Tobacco Control, ICTOH) ke-10 secara khusus membahas berbagai strategi dan taktik menyesatkan yang diterapkan oleh industri rokok. Fokus utama dari konferensi ini adalah melindungi generasi muda Indonesia dari dampak negatif produk tembakau dan nikotin yang semakin beragam dan canggih. Acara ini resmi dibuka di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Bali, pada Selasa, 27 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Tobacco Control Support Center (TCSC), Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Udayana Central, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan tema “Mengungkap Taktik Industri Produk Tembakau dan Nikotin.” Kegiatan ini melibatkan pembuat kebijakan, akademisi, aktivis kesehatan masyarakat, serta generasi muda yang berperan penting dalam upaya pengendalian tembakau.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan bahwa ICTOH merupakan platform penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menerapkan strategi pengendalian tembakau yang berbasis bukti, dengan fokus pada perlindungan kesejahteraan publik. “Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat kebijakan pengendalian tembakau melalui peningkatan cukai rokok, pembatasan iklan, perluasan kawasan tanpa rokok, serta peningkatan layanan untuk berhenti merokok,” ujarnya.

Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), juga memberikan dukungan pada forum anak muda di ICTOH ke-10 sehari sebelumnya. “Saya berharap anak muda dapat mengembangkan sikap kritis terhadap taktik tersembunyi industri tembakau dan nikotin serta belajar langsung dari para ahli dan aktivis muda yang inspiratif,” katanya secara virtual. Ia mengajak generasi muda untuk membangun gerakan kolektif demi Indonesia yang lebih sehat tanpa rokok.

Ketua Panitia ICTOH ke-10, dr. Sumarjati Arjoso, SKM, menyatakan bahwa konferensi kali ini merupakan momen penting yang menandai satu dekade perjuangan komunitas dalam melawan dampak adiksi tembakau, terutama yang mengancam anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Ia juga mengingatkan akan bahaya strategi licik industri rokok yang sering menyasar generasi muda melalui iklan terselubung, beasiswa sponsorship, hadiah, dan berbagai promosi menyesatkan. “Kami mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap tipu daya industri rokok yang berusaha menjebak anak muda,” tegasnya.

Selama tiga hari, lebih dari 200 peserta berpartisipasi dalam berbagai sesi penting, termasuk tiga plenari, tujuh simposium, dan forum anak muda yang menghadirkan diskusi akademis serta advokasi kebijakan progresif. Fokus pembahasan meliputi pelarangan total iklan rokok, kenaikan cukai, layanan berhenti merokok, dan perlindungan ruang publik dari asap rokok.

Direktur Vital Strategies Asia Pacific, Dr. Tara Singh Bam, bersama perwakilan WHO Indonesia, Dr. Evelyn Murphy, juga menyampaikan pandangan global mengenai pengendalian tembakau. “ICTOH adalah kesempatan untuk terlibat dalam diskusi mendalam yang mendorong tindakan dan kolaborasi. Kebijakan seperti pajak tembakau yang lebih tinggi, kemasan standar, peringatan bergambar yang lebih besar, serta larangan iklan tembakau di semua media adalah langkah krusial,” tegas Tara.

Ia juga menekankan perlunya usaha untuk memastikan lingkungan 100% bebas asap rokok dengan menyediakan dukungan dan layanan penghentian merokok yang mudah diakses. “Kebijakan yang kuat harus didukung oleh kemauan politik dan penegakan yang efektif. Komitmen yang teguh dari pemimpin di semua tingkat pemerintahan adalah kunci keberhasilan,” tambahnya.

Peran anak muda juga menjadi sorotan penting dalam konferensi ini. Tara menekankan bahwa suara dan aksi mereka sangat diperlukan dalam perubahan sosial. Ribuan anak muda turut aktif dalam agenda pra-event ICTOH secara offline dan online di Denpasar maupun daerah lain di Indonesia, menunjukkan semangat kolaborasi yang tinggi.

Putu Diah Pradnya Maharani, politisi muda dan anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali di bidang Kesejahteraan Rakyat, juga menegaskan dukungannya untuk memperketat regulasi, termasuk terkait sponsorship dan penggunaan rokok elektrik. Ia menjadi salah satu figur muda inspiratif yang hadir pada acara pra-event Youth Forum ICTOH. (*)

Tinggalkan Balasan