Berita  

PBH Peradi Kawal Dugaan Kasus Malpraktik Warga Tangerang

SEMARTARA, Kota Tangerang – Dugaan kasus kelalaian Klinik Diana Permata, yang mengakibatkan kematian saat menangani kontraksi persalinan Tihasti binti Sabrani (49), warga Kampung Kelapa, Kelurahan Kelapa Indah, Kota Tangerang, berbuntut panjang. Pasalnya, hingga saat ini pihak klinik belum memberikan diagnosa yang menyebabkan Tihasti meninggal dunia.

Terkait hal itu, Pusat Bantuan Hukum Perhimpunan Advokat Indonesia (PBH Peradi) Cabang Tangerang, bakal mengawal kasus dugaan malpraktik di Klinik Diana Permata yang menyebabkan kematian pada pasien.

“Saat ini kasus tersebut kami ambil alih penanganannya atas permintaan keluarga,” kata Riza Afrizal Hasby, Ketua PBH Peradi Cabang Tangerang.

Ditegaskan dia, Peradi akan mengawal kasus dugaan malpraktek yang terjadi di klinik faskes tingkat I tersebut, agar dapat terselesaikan secara hukum. Lanjut Riza, pihaknya kini akan melayangkan surat berupa mediasi kepada klinik Diana Permata Medika secepatnya. Jika surat tersebut tidak disikapi, pihaknya akan mengajukan pelaporan kasus ini ke MKDKI.

“Kami akan buat surat ke klinik untuk mediasi dulu, setelah tidak berhasil nanti kita akan ajukan ke Komisi Etik Kedokteran,” jelas Riza.

Jika dugaan malpraktek terbukti, lanjut dia, maka pihaknya pula yang akan melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Selain itu, pihaknya juga mengaku akan membuat gugatan perdata dan melanjutkan laporan dengan dugaan malpraktek tersebut kepada Kementerian Kesehatan untuk segera memberikan sanksi kepada pelaku.

“Lalu jika ada hasil memang diduga mal praktek, maka kita berlanjut kepada laporan polisi. Setelah itu kita akan ajukan gugatan perdata atas kerugian meninggalnnya korban,” tuturnya.

Sementara Melky Afrizal, salah satu keluarga Almarhumah Tihasti binti Sabrani mengatakan, pihaknya bersikeras untuk mencari kebenaran atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian terhadap Tihasti oleh klinik tersebut.
Melky membenarkan bahwa sebelumnya pihak keluarga dan pihak klinik telah melaksanakan pertemuan. Namun, pihak klinik tetap tidak memberikan rekam medis atas meninggalnya Tihasti.

“Kami akan terus mengupayakan mencari kebenaran atas dugaan kelalaian. Beberapa kali pertemuan dengan keluarga sudah dilakukan antara klinik dan keluarga. Namun klinik masih seakan menyembunyikan diagnosa penyebab meninggalnya saudari Tihasti,” tuturnya.

Diketahui sebelumnya, Tihasti Binti Sabrani, warga Kampung Kelapa, pada Kamis (31/5) meninggal dunia. Keluarga menduga hal itu terjadi lantaran penanganan medis yang salah. (Helmi)

Tinggalkan Balasan