Jakarta, Semartara.News – Untuk mendukung perluasan akses pendidikan yang inklusif, relevan, dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program Gemini Academy dan Akademi Edukreator. Peluncuran ini dilakukan pada Rabu (7/5) di Gedung A, Lantai 3, Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, bekerja sama dengan Google dan YouTube.
Program ini bertujuan untuk membantu tenaga pendidik memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam mencari ide kreatif dan menciptakan proses belajar mengajar melalui konten digital edukatif. Dengan kolaborasi ini, integrasi teknologi digital di ruang kelas dan pengembangan sumber daya belajar yang adaptif akan terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan zaman. Kerja sama ini juga mencerminkan komitmen bersama dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan dan memberdayakan, baik bagi siswa maupun guru di seluruh Indonesia.
Salah satu guru yang hadir, Ulfa Niswatul Awaliyah dari SMP 240 Jakarta, menjelaskan bahwa Gemini Academy adalah program pelatihan keterampilan AI untuk pengajar. Ia menyatakan bahwa program ini membantu dalam mencari ide dan informasi dengan cepat dan efektif. Setelah mengikuti Gemini Academy, ia belajar merancang prompt yang tepat untuk mendukung pembelajaran. Misalnya, ia menerapkan metode permainan dalam pembelajaran struktur jaringan hewan dan tumbuhan, yang biasanya membuat siswa cepat bosan karena visualisasi di buku kurang jelas. Dengan metode bermain sambil belajar, siswa menjadi lebih aktif, termotivasi, dan tidak mudah merasa jenuh.
“Semoga Gemini Academy dapat memberikan dampak positif bagi guru di Indonesia dengan menemukan ide dan inovasi yang membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik,” harap Ulfa.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi seperti coding dan AI ke dalam kurikulum untuk mencapai visi Pendidikan Bermutu untuk Semua. Direktur Google Indonesia, Veronica Utami, menyatakan bahwa program ini telah menjangkau lebih dari 200.000 guru di 35 provinsi. Melalui Gemini Academy, pendidik dilengkapi dengan pemahaman dasar tentang AI, etika penggunaannya, dan keterampilan menyusun prompt untuk memaksimalkan potensi AI dalam pembelajaran yang kreatif.
“Ruang kelas tetap penting, dan hubungan antara guru dan murid tidak tergantikan. Namun, dunia di luar kelas menawarkan banyak kesempatan belajar. Batasan hanya terletak pada rasa ingin tahu dan kecintaan anak-anak terhadap proses belajar, dan teknologi dapat mendukung hal itu,” jelas Veronica.
Danny Ardianto, Kepala Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik YouTube Asia Tenggara, menambahkan bahwa YouTube berperan penting dalam menyediakan akses ke konten pendidikan berkualitas. Melalui Akademi Edukreator, platform ini mendorong pertumbuhan kreator edukasi di Indonesia, menjangkau lebih dari 3.200 peserta dari 34 provinsi dalam tiga tahun terakhir. Program ini mengajak siapa saja, termasuk guru, pelajar, dan profesional, untuk berbagi ilmu melalui video. Ia juga menyoroti pentingnya keamanan digital, terutama bagi anak-anak yang mengakses konten yang tidak sesuai usia. Untuk itu, YouTube menyediakan aplikasi YouTube Kids dan fitur pengalaman terawasi yang disesuaikan berdasarkan kelompok usia.
“Kami percaya bahwa AI tidak akan menggantikan peran guru, tetapi akan menjadi alat untuk memperkaya proses belajar mengajar. Inisiatif seperti Gemini Academy dan Akademi Edukreator adalah langkah awal dari komitmen kami. Kami siap berkolaborasi dengan pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk mendukung pendidikan yang berkualitas dan aman untuk semua,” tutup Danny. (*)