Berita  

Abraham Napak Tilas Perjuangan Rakyat Banten di Museum Multatuli

Abraham Garuda Laksono melakukan napak tilas perjuangan rakyat Banten dengan mengunjungi Museum Multatuli di Lebak, Banten. Jumat (28/02/2025).
Dok Sayuti/Semartara.News

Lebak , Semartara.News Abraham Garuda Laksono melakukan napak tilas perjuangan rakyat Banten dengan mengunjungi Museum Multatuli di Lebak, Banten. Jumat (28/02/2025).

Museum ini merupakan tempat bersejarah yang menyimpan berbagai catatan perjuangan rakyat Banten melawan penjajahan.

Dulunya, Museum Multatuli adalah Kantor Karesidenan Lebak pada masa kolonial dan menjadi simbol ketidakadilan yang terjadi saat itu. Kisah ini juga digambarkan dalam novel Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker, atau yang lebih dikenal sebagai Multatuli.

Dalam kunjungannya, Abraham mengaku banyak belajar tentang sejarah perjuangan rakyat Banten, khususnya dalam menghadapi eksploitasi dan penindasan di era kolonial.

Ia menyoroti berbagai bentuk perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat, mulai dari peran ulama dan haji, kiprah Nyimas Gamparan sebagai pejuang perempuan, hingga Pemberontakan Petani Banten tahun 1888.

“Tentunya, perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan merupakan bagian dari sejarah Provinsi Banten,” ujar Abraham.

Ia juga menyoroti relevansi sejarah tersebut dengan kondisi saat ini. Menurutnya, ketidakadilan bukan hanya bagian dari cerita masa lalu, tetapi masih bisa ditemukan dalam berbagai bentuk di era modern.

“Kita perlu meneladani para pendahulu kita. Sejarah mencatat bahwa ketidakadilan pasti akan kalah oleh perjuangan rakyat,” ungkapnya.

Abraham menambahkan bahwa kunjungan ini semakin memperdalam pemahamannya setelah membaca novel Max Havelaar. Buku tersebut mengisahkan bagaimana Multatuli mengekspos praktik penindasan yang dilakukan pemerintah kolonial dan Bupati Lebak terhadap rakyat.

“Setelah membaca buku Multatuli, saya sangat antusias mengunjungi museum ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah perjuangan rakyat Banten,” tambahnya.

Museum Multatuli, yang terletak di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, memang menjadi pusat edukasi sejarah kolonialisme dan perlawanan rakyat di Indonesia.

Selain menampilkan kisah Multatuli, museum ini juga menyajikan berbagai koleksi dan arsip yang menggambarkan ketidakadilan serta perjuangan rakyat Banten sepanjang sejarah.

Dengan kunjungan ini, Abraham berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik mempelajari sejarah dan meneladani semangat perjuangan para pendahulu dalam melawan ketidakadilan. (Sayuti/Red)

Tinggalkan Balasan