SEMARTARA, Banten (11/6) – Beredarnya informasi terkait dugaan hubungan terlarang antara Bupati Pandeglang, Irna Narulita Dimyati dengan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menuai sejumlah kritik dari beberapa netizen di Sosial Media (Sosmed).
Isu terkait perselingkuhan tersebut juga menuai komentar miring dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Pandeglang, Banten. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Pandeglang Raya (Gempar) sangat menyayangkan isu terkait perilaku negatif kedua pejabat negara tersebut.
Diketahui sebelumnya, dugaan hubungan terlarang Irna dan Amran bermula dari sekelompok Hacker yang tergabung dalam Piyungan Cyber di wilayah Banten. Tim Hacker Piyungan berhasil membobol Ponsel milik Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Hacker Piyungan mengcopy seluruh isi data ponsel milik Amran tanpa ada yang tertinggal.
Selanjutnya tim Piyungan mengirim data tersebut ke pusat komando hingga menemukan beberapa fakta hubungan gelap Irna bersama Amran. Adapun fakta-fakta yang ditemukan mulai dari lokasi favorit keduanya saat bermesraan, jadwal bermesraan, hadiah yang diberikan Amran kepada Irna, sejumlah saksi bisu, hingga percakapan pribadi kedua pejabat tersebut dalam pesan WhatsApp.
“Sebagai mahasiswa, tentunya kami sedih dan sangat menyayangkan tindakan asusila yang dilakukan Bupati Pandeglang bersama Menteri Pertanian,” ungkap Deni Iskandar, Ketua Umum Gempar, saat dihubungi Semartara.com, Senin (11/6).
Baik Irna maupun Amran, menurut Deni, keduanya merupakan pejabat negara dalam sebuah pemerintahan. Seharusnya, lanjut Deni, seorang pejabat negara memiliki tanggung jawab moral agar dapat menjadi contoh bagi rakyatnya.
“Kasus perselingkuhan ini telah beredar luas dalam bentuk poster di sosmed. Ini pertanda kebejatan moral seorang pejabat negara,” tukasnya.
Poster-poster yang telah beredar luas tersebut, lanjut Deni, mendapat beberapa respon negatif dari berbagai kalangan masyarakat dalam sebuah akun sosmed milik Irna. Dalam poster tersebut, kata Deni, tim Hacker Piyungan memberi judul “Ambisi Panen di Ladang, Berakhir di Ranjang”.
Ia berharap masalah tersebut tidak berlarut-larut, kedua pejabat negara ini harus segera mengklarifikasi kepada publik, sehingga tidak terjadi salah paham di ruang publik.
“Sebagai negarawan yang baik, kedua pejabat negara ini harus segera melakukan klarifikasi kepada publik, atas beredarnya isu tersebut,” tandasnya.
Senada Deni, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB), Adhia Muzaki mengatakan, tindakan dugaan perselingkuhan tersebut seharusnya tidak terjadi di lingkungan para pejabat. “Perilaku seperti ini sangat tidak pantas, apalagi dilakukan oleh pejabat,” kata Adhia.
Ia juga berharap agar keduanya segera mengklarifikasi perihal tersebut, terutama untuk Irna. Hal itu agar dugaan perselingkuhan keduanya segera terselesaikan. “Keduanya harus segera melakukan klarifikasi dalam berbagai hal, terutama dalam sosial media. Ini sangat penting, karena mereka sebagai pejabat publik, dan khususnya kepada Irna, karena orang nomor satu di Pandeglang,” pungkasnya.
Diketahui, hingga berita ini ditayangkan, tim redaksi belum mendapat konfirmasi dari kedua pejabat tersebut. (Helmi)