Gus Ardani dan Ananta Beri Siraman Rohani dan Kebangsaan

Gus Ardani bersama Ananta Wahana memberikan siraman rohani dan kebangsaan di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis.

SEMARTARA, Tangerang – Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falahiyah Cisoka, Kabupaten Tangerang, KH Muhammad Ardani alias Gus Ardani bersama Ananta Wahana memberikan siraman rohani dan kebangsaan di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Rabu 6 Juni 2018.

Gus Ardani mengungkapkan bahwa dirinya memiliki hubungan pertemanan khusus dengan Ananta Wahana tokoh pluralis, meski hari ini banyak undangan lain maka saya tetap datang ke sini sekalian peringatan tanggal kelahiran Bung Karno 6 Juni.

Dalam kesempatan ini Gus Ardani mengungkapkan bahwa ibadah puasa bukan hanya menjadi ibadah dari agama Islam saja, tapi juga semua agama punya ibadah puasa, Hindu, Buda, Katholik dan lainnya.

“Bahkan hewan-hewan pun banyak yang menjalankan puasa. Sehingga puasa adalah ibadah dijalan oleh semua mahluk,” katanya.

Gus Aradani melanjutkan, puasa ini sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi masa depan yang lebih baik.

“Karena ibadah puasa merupakan ibadah yang berkaitan dengan nafsu sehingga diharapakan dengan puasa dapat menjadi sarana memperbaiki diri,” pungkasnya.

Sementara, Ananta Wahana Pengasuh Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis (PKKT), menambahkan, Bangsa Indonesia yang dimerdekakan pada saat bulan Ramadhan mengingatkan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dalam memerdekakannya ada campur tangan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Ini juga dibuktikan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 3 “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

“Di negara lain tidak ada dan tidak ditemui hal itu,” kata Ananta Wahana.

Ananta yang juga anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi PDI Perjuangan itu, menambahkan, Puasa Ramadhan kali ini juga harus dijadikan sebagai momentum untuk memperkuat keimanan dan persaudaraan dalam berbangsa dan bernegara. Yaitu Indonesia yang toleran, berbudaya, demokratis, bersatu, adil makmur dalam bingkai NKRI.

Sebelum buka puasa bersama, dilakukan doa persatuan untuk bangsa oleh tokoh agama di Tangerang. Mewakili Khonghucu, Buda, Hindu, Katholik, Kristen serta Islam dilanjutkan doa buka puasa oleh KH. Muhammad Asman Wijaya. (Tim Redaksi)

Tinggalkan Balasan