Berita  

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Simbol Persahabatan dan Kesederhanaan

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Jakarta, Semartara.News – Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada 3 September 2024 untuk melaksanakan perjalanan apostoliknya ke kawasan Asia dan Pasifik. Kunjungan ini menandai Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan tersebut, yang akan dilanjutkan ke Port Moresby di Papua Nugini dan Vanimo dari 6 hingga 9 September, Dili di Timor Leste dari 9 hingga 11 September, serta Singapura dari 11 hingga 13 September.

Mengapa Memilih Indonesia? Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan simbol dialog dan persahabatan antar umat beragama di Tanah Air. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Vatikan, serta menjadikan Indonesia sebagai contoh kehidupan beragama yang harmonis dan damai.

Yaqut berharap bahwa kehadiran Paus Fransiskus akan menginspirasi semua masyarakat untuk mengedepankan kasih sayang, termasuk kasih sayang antar sesama manusia sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Agama untuk memastikan setiap umat beragama di Indonesia dapat beribadah dengan aman dan nyaman. Indonesia saat ini mengakui enam agama resmi: Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

“Untuk menjaga harmoni kehidupan beragama, Kementerian Agama terus berupaya menerapkan pendekatan moderat melalui pendidikan agama,” ujar Yaqut dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis, 5 September 2024.

Romo Thomas Ulun Ismoyo, selaku Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus, menambahkan bahwa keputusan untuk mengunjungi Indonesia menunjukkan penghargaan terhadap peran Indonesia dalam mempromosikan keberagaman dan toleransi, serta memperkuat hubungan diplomatik.

Kesederhanaan yang Menyentuh Paus Fransiskus dikenal dengan sikap kesederhanaannya meskipun menjabat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik. Kesederhanaan ini mirip dengan sosok Santo Fransiskus dari Asisi, yang dikenal karena sikap dermawan dan cinta kasihnya.

Pertama, saat tiba di Jakarta, Paus tidak menggunakan jet pribadi, melainkan pesawat komersial ALITALIA yang mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 11.25 WIB. Perjalanan dari Roma tersebut memakan waktu sekitar 12 jam 45 menit. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Paus yang merupakan pemimpin tertua yang mengunjungi Indonesia.

Kedua, Paus memilih untuk berkendara menggunakan mobil Toyota Innova Zenix alih-alih mobil mewah yang biasa digunakan pejabat tinggi, seperti Mercedes Benz atau Jeep Rubicon. Mobil yang digunakannya memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan kendaraan dinas para pejabat.

Ketiga, dalam perjalanan, Paus memilih duduk di sebelah sopir daripada di kursi tengah, yang menunjukkan bahwa ia ingin menghilangkan batasan antara pengemudi dan penumpang.

Keempat, Paus Fransiskus terlihat menggunakan jam tangan analog sederhana, yang banyak diperbincangkan di media sosial. Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa jam tersebut adalah merek Casio atau Swatch, dengan harga yang terjangkau.

Kelima, alih-alih menginap di hotel berbintang, Paus memilih untuk tinggal di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta. Hal ini jauh berbeda dengan tamu-tamu negara lainnya yang biasanya menginap di hotel mewah dengan biaya yang sangat tinggi.

Makna di Balik Nama Fransiskus Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, memilih nama ini sebagai pengingat akan komitmennya terhadap orang-orang miskin. Ia terinspirasi oleh nasihat sahabatnya, Kardinal Hummes, yang mengingatkan untuk tidak melupakan mereka yang kurang beruntung.

Paus menginginkan gereja yang melayani orang-orang miskin, dan itu menjadi alasan di balik pemilihan nama Fransiskus. Santo Fransiskus dari Asisi dikenal sebagai simbol kemiskinan dan cinta kasih, serta kepeduliannya terhadap sesama dan lingkungan.

Fransiskus lahir pada tahun 1182 di Asisi, dari keluarga kaya. Namun, ia kemudian memilih jalan kehidupan yang sederhana, mengabdikan diri untuk pelayanan gereja dan membantu sesama. Ia juga dikenal karena keterbukaannya dalam berdialog dengan berbagai agama dan kelompok, termasuk kaum Muslim.

Paus Fransiskus mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan dan cinta kepada ciptaan, mencerminkan komitmennya untuk menjalani hidup yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya. Kesederhanaan dan pelayanan kepada sesama adalah inti dari kepemimpinannya yang dapat dijadikan teladan bagi umat Katolik di seluruh dunia. (Red)

Tinggalkan Balasan