Balon Wali Kota Tangerang 2024 Adu Gagasan Soal Pendidikan, Kesehatan, Hingga Infrastruktur

Balon Wali Kota Tangerang 2024 Adu Gagasan Soal Pendidikan, Kesehatan, Hingga Infrastruktur
Bakal Calon Wali Kota Tangerang 2024, adu gagasan terkait pelayanan publik di acara talk show bertajuk 'Ngobrol Masa Depan Kota Tangerang Damai dan Sejuk' di Notaree Cofee, Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Sabtu malam, 20 Juli 2024. (Foto : Kahfi/Semartara.news)

Kota Tangerang, Semartara.News – Bakal Calon (Balon) Wali Kota Tangerang 2024 membahas isu-isu pelayanan publik mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga Infrastruktur.

Diskusi masalah pelayanan publik di Kota Tangerang itu dikemas dalam acara talk show bertajuk ‘Ngobrol Masa Depan Kota Tangerang Damai dan Sejuk’, yang diselenggarakan oleh Tangerang Pos di Notaree Cofee, Kota Tangerang, Banten, Sabtu malam (20/7/2024).

Kegiatan itu dipandu langsung Pimpinan Tangerang Pos, Ade Yunus, yang dihadiri para Balon Wali Kota Tangerang 2024, di antaranya Ahmad Jazuli Abdilah, Helmy Halim, Erlangga Yudha Nugraha, Ahmad Amarullah, dan Faldo Maldini.

Erlangga Yudha Nugraha

Pada isu pendidikan, politisi partai Golkar, Erlangga Yudha Nugraha menyoroti sengkarut Pendaftaraan Peserta Didik Baru (PPDB).

Erlangga menawarkan gagasan membangun komunikasi dengan pihak sekolah swasta. Selanjutnya, menginventarisasi sekolah swasta yang membutuhkan atau sedikit siswanya.

Sekolah swasta yang siswanya sedikit tersebut didata, kemudian didorong untuk berkembang.

“Menjalin komunikasi dengan sekolah swasta. Kalau masyarakat tidak bisa difasilitasi di sekolah negeri. Kita berikan beasiswa agar dapat bersekolah di swasta untuk menanggulangi oknum-oknum (PPDB),” kata Erlangga.

Helmy Halim

Sementara wartawan senior Kota Tangerang, Helmy Halim menyinggung terkait program Tangerang Cerdas, yang dinilai bagus biaya pendidikan gratis pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama hingga di sekolah swasta.

“Itu cukup bagus. Tapi kemarin, saya kaget juga dengar gratisnya hanya sampai kelas 1, kelas dua harus bayar,” katanya.

Artinya, lanjut Helmy, kebijakan tersebut perlu ditingkatkan di masa mendatang. Program sekolah gratis itu harus diterima penuh oleh siswa dari awal masuk sampai lulus.

“Selain itu perbaikan, mutu pendidikan, gedung sekolah, dan mindset orang tua tidak berebut sekolah negeri,” terang Helmy.

Tinggalkan Balasan