Kota Tangerang, Semartara.News — Bakal Calon Wakil Wali Kota Tangerang, Andri S Permana memiliki gagasan membangun kesadaran kolektif mencintai Kota Tangerang.
Kesadaran itu disebut Andri sebagai ‘sanse of belonging’. Menurutnya, kurangnya rasa memiliki menjadi problematika utama, khususnya di wilayah urban seperti Kota Tangerang.
Hal itu menjadi diferensiasi dengan masyarakat desa yang mempunyai bonding terhadap daerahnya.
“Ini yang harus dibangun. Karena saat masyarakat sudah tertata sebagai sebuah kekuatan, entitas yang akan banyak melakukan perubahan,” kata Andri, yang juga menjabat Anggota Komisi II DPRD Kota Tangerang, Kamis (18/7/2024).
Dengan cara itu, lanjut Andri, setiap program yang dicanangkan pemerintah Kota Tangerang akan jauh lebih mudah direalisasikan.
Akan tetapi, Andri menjelaskan, pemerintah terlebih dahulu mengenali karakteristik dan kultur masyarakat dengan segala problem sosialnya.
Maka, penataan di level masyarakat harus diselesaikan, sehingga timbul mindset Kota Tangerang adalah milik bersama.
Artinya, permasalahan masyarakat bukanlah banjir, kemacetan, atau laju pertumbuhan ekonomi dan semacamnya.
“Kata kuncinya kolaborasi. Dieranya Mas Arif (Mantan Wali Kota Tangerang) kenapa tidak berjalan efektif? Karena menggerakkan dan melakukan pemberdayaan masyarakat tidak maksimal. Tidak bisa top down, dari atas,” terangnya.
Pengalaman sebagai Anggota DPRD Kota Tangerang
Selanjutnya, politisi muda kader PDI Perjuangan DPRD Kota Tangerang itu, akan membangun setiap kegiatan dengan berbasis masyarakat, mulai dari populasi terkecil di level kelurahan hingga RW.
Gagasan itu, sambung Andri, adalah hasil pembelajarannya di masa menjadi Anggota DPRD Kota Tangerang yang menurutnya, belum tentu dimiliki oleh kandidat lain di bursa pencalonan Pilkada Kota Tangerang 2024.
“Advokasi yang saya lakukan banyak hal dan banyak urusan yang saya jalankan sampai hari ini. Akhirnya membuat saya punya kesempatan belajar masalah lebih banyak,” jelasnya.
Permasalahan tersebut, tambah Andri, bisa dijalankan oleh Wakil Wali Kota Tangerang. Di samping, Wali Kota Tangerang membenahi pengelolaan sistem birokrasi, yang mempunyai budaya atau permasalahan organisasi tersendiri. Karena itu, butuh kepiawaian pengelolaannya.
“Jadi memang dibutuhkan yang namanya pengalaman untuk mengelola birokrasi,” imbuhnya. (Kahfi/Red)