Palembang, Semartara.News – Sebagai upaya pengendalian terhadap analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau AMDAL di sekitar wilayah Unit Produksinya, PT Hakaaston (HKA) selaku anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mengoptimalkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan memanfaatkan dan mengolah limbah (waste) dari proses pembuatan hotmix pada alat Asphalt Mixing Plant (AMP).
Adapun limbah yang disebut limbah filler tersebut digunakan sebagai campuran pembuatan paving block dan selanjutnya paving block tersebut diberikan kepada sekolah dasar yang membutuhkan.
Direktur Utama HKA J. Aries Dewantoro mengatakan bahwa pemanfaatan limbah pembuatan hotmix oleh HKA saat ini dilakukan di Unit Produksi (UP) Prabumulih, Sumatera Selatan.
“Olahan limbah hotmix menjadi paving block ini telah dimanfaatkan untuk lapangan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 81 Prabumulih, serta mendukung peringatan hari kemerdekaan RI pada bulan Agustus lalu di sana,” ujar Aries.
Lebih lanjut Aries mengatakan bahwa sebelumnya, HKA telah memulai pemanfaatan limbah filler ini sejak tahun 2021 lalu di Unit Produksi Bandara Pattimura, Ambon. Sejumlah sekolah terbantu dengan aksesibilitas jalan baru menggunakan paving block atas olahan limbah hotmix HKA.
Limbah filler yang berasal dari campuran pasir, semen, batu serta zat aditif yang digunakan sebagai pembuatan aspal hotmix sebelumnya telah dilakukan hasil tes laboratorium. Limbah filler terbukti memiliki zat perekat sehingga menghasilkan paving block yang kuat.
Selain dapat memberikan nilai tambah dalam mereduksi limbah lingkungan serta dapat dimanfaatkan untuk infrastruktur lingkungan, program TJSL pemanfaatan limbah filler menjadi paving block ini juga dapat membantu masyarakat sekitar unit produksi memiliki kemampuan membuat dan bahkan dapat dipasarkan untuk menambah perekonomian warga.
Saat ini produksi paving block dari limbah filler Asphalt Mixing Plant Unit Produksi Prabumulih ini dapat mencapai 150 hingga 200 pcs per hari. Selain paving block, HKA juga tengah mengembangkan produk turunan lainnya yakni batako yang juga dapat bermanfaat dalam pembangunan dan renovasi sekolah atau bangunan di sekitar unit produksi.
“Program pemanfaatan limbah filler dalam pembuatan paving block yang dilakukan HKA sejalan dengan tujuan utama TJSL dari Kementerian BUMN dimana BUMN harus dapat menciptakan Creating Shared Value (CSV) dari usaha yang dilakukan untuk masyarakat,” tutup J. Aries Dewantoro, Direktur Utama HKA.
Saat ini HKA memiliki lebih dari 10 lokasi Unit Produksi Asphalt Mixing Plant di seluruh Indonesia yang dapat dimanfaatkan penggunaan limbah fillernya menjadi paving block. Rencananya pada tahun 2023 program TJSL pemanfaatan limbah filler ini akan terus dikembangkan di lokasi-lokasi AMP yang aktif diantaranya di wilayah Sumatera Selatan.(Adv)