Kota Tangerang, Semartara.News – Penyakit Chikungunya yang disebabkan oleh gigitan nyamuk spesies aedes terus mewabah di RT 01/03, kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, Banten.
Satu hari sebelumnya, Jumat, (22/07/22) jumlah pasien di lingkungan tersebut tercatat sebanyak 20 orang. Kini, Sabtu (23/7/2022) naik 100 persen lebih, atau mencapai 41 orang
Akibatnya, Puskesmas Batuceper Kota Tangerang bekerja keras untuk menangani hal tersebut dengan cara melakukan lintas program.
Menurut Dokter Puskesmas Batuceper, Riska Desria, pihaknya terus melakukan tindak lanjut dari kegiatan penyelidikan epidemiologi.
“Selain menangani pasien yang sakit, Kami juga melakukan penyuluhan, mulai dari kesehatan lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan penyakit Chikungunya dengan menjadikan warga sebagai kader atau teman jumantik,” kata Riska, Sabtu (23/7/2022).
Jadi, lanjutnya, semua warga yang sehat dilibatkan untuk melakukan pemeriksaan di rumah masing-masing, dengan memberikan abate.
Itu terjadi lantaran jumlah pasien chikungunya terus bertambah. Awalnya 20 orang kini bertambah 21 orang, sehingga total jumlah pasien chikungunya di lingkungan tersebut sudah mencapai 41 orang.
Lebih jauh Riska menjelaskan, sebenarnya penyakit Chikungunya terbilang penyakit ringan. Namun, kata dia, jenis pembawa penyakitnya sama dengan DBD, yaitu aedes. “Yang kita kuatirkan nyamuk itu membawa dua virus, yaitu Chikungunya dan DBD,” papar dia.
Untuk itu, tambah Riska, pihaknya mewanti-wanti kepada warga setempat agar saling menjaga dan perhatian terhadap lingkungannya supaya tetap bersih dan sehat.
” Kamipun juga minta kepada warga bila terjadi sesuatu dan butuh pertolongan segera menelpon ambulan gratis di 02155771135,” imbuhnya.
Sementara itu Lurah Batusari, Jariri mengatakan, untuk mencegah mewabahnya penyakit tersebut ke lingkungan yang lain, dirinya sudah mengimbau kepada seluruh pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) agar menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing.
“Kita imbau mereka agar melakukan 4M, yaitu menutup, membersihkan, mengubur, dan menguras tempat tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk,” kata dia dengan singkat. (Kahfi/Tri)