Berita  

Masyarakat Keluhkan Harga Cabai dan Bawang Merah Masih Tinggi.

Masyarakat Keluhkan Harga Cabai dan Bawang Merah Masih Tinggi.
Pasar Anyar Kota Tangerang. Harga Cabai dan Bawang Merah naik dan tidak kunjung turun.

Kota Tangerang, Semartara.News – Masyarakat keluhkan harga Cabai dan Bawang Merah masih tinggi. Jumat, (03/06/22).

Pasca Hari Raya Idulfitri harga Cabai dan Bawang Merah mengalami kenaikan dan sampai hari ini tidak kunjung turun.

Seorang pengunjung Pasar Anyar, Habibah sebagai ibu rumah tangga keluhkan kenaikan harga yang tak kunjung turun.

Dia mengatakan kenaikan harga tersebut sudah lebih dari dua minggu.

“Saya beli Cabai harganya mahal satu kilogram-nya Rp80-90 ribu, terus Bawang Merah Rp50 ribu, dan Tomat Rp12 ribu. Naiknya sudah lebih dua minggu,” katanya.

Di samping itu, dia mengungkapkan pasrah dan mau tidak mau tetap membeli dengan harga mahal.

Karena itu, dia berharap harganya cepat turun dan stabil karena kasihan yang beli karena kemahalan.

“Akan tetapi, ya sudahlah, mahal juga dibeli aja daripada gak punya Cabai,” ungkap Habibah saat ditemui wartawan Semartara saat belanja di Pasar Anyar, Kota Tangerang.

“Saya berharap habis Lebaran Haji turun lagi, lah. Kasian pembeli, kita mah maunya harga stabil, murah aja gitu,” imbuhnya.

Sementara itu, Pujianto, salah satu pedagang di Pasar Anyar mengatakan hampir semua harga naik.

“Harga Tomat, Cabai, Kol, Kentang, hampir semua sayuran harganya naik,” katanya.

“Cabai beda Rp10 ribu, Tomat beda Rp5 ribu, Kentang biasanya Rp12 ribu, sekarang Rp15 ribu, Kol dari Rp8 ribu jadi Rp13 ribu,” terangnya.

Harga Naik Setelah Idul Fitri

Pujianto mengungkapkan kenaikan harga tersebut sejak Hari Raya Idulfitri. Dia juga menjelaskan penyebab harga naik karena banjir, panen sedikit dan telat pengiriman.

“Naiknya, mulai seminggu setelah lebaran,” paparnya.

“Katanya (kenaikan harga) karena hujan sama kiriman telat. Jadi, karena panennya dikit jadi harganya melambung,” jelas Pujianto.

Di samping harga naik, penghasilan Pujianto tetap stabil dan cenderung meningkat. Baginya, kenaikan harga justru menguntungkan para pedagang eceran besar.

“Kalo penghasilan mah ada peningkatan buat pedagang eceran besar di pasar. Justru enakan lebih mahal daripada harga biasa karena sayuran kosong di pedang-pedagang eceran biasa seperti kaki lima atau rumahan,” Imbuh Pujianto di lapaknya di Pasar Anyar.

Di sisi lain, wartawan Semartara masih berkoordinas dan belum mendapat keterangan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM). (Kahfi/Say)

Tinggalkan Balasan