Rumah Kompak Bisa Topang Penjualan Dari Perusahaan Properti

Rumah Kompak Bisa

Jakarta, Semartara.News – Keberadaan rumah kompak bisa ikut menopang proses marketing atau penjualan dari perusahaan pengembang properti di Indonesia.

Hal ini sebagaimana informasi dari Perusahaan pengembang PT Bumi Serpong Damai Tbk/SML yang berhasil meningkatkan marketing sales hingga Rp7,7 triliun tahun 2021 lalu. Kinerja yang baik ini ditopang dari rumah kompak bisa menjadi salah satu produk residensial dengan lokasi yang strategis.

Pengembang Sinar Mas Land (SML) berhasil membukukan pra-penjualan (marketing sales) mencapai Rp7,7 triliun pada tahun 2021. Capaian ini cukup menggembirakan di tengah situasi pandemi Covid-19 karena SML atau PT Bumi Serpong Damai Tbk meraih angka itu melebihi target yang ditentukan perusahaan sebesar Rp7 triliun.

Menurut Direktur PT Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya, kinerja bisnis yang bisa dicapai perusahaan pada tahun 2021 lalu ini lebih tinggi 10 persen dari target dengan pertumbuhan mencapai 19 persen bila dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp6,5 triliun. Peningkatan ini mencerminkan produk-produk yang dihasilkan cukup digermari oleh masyarakat.

“Dari segmen residensial menjadi penyumbang terbesar penjualan kami tahun 2021 lalu yaitu sebesar Rp5,2 triliun atau setara 60 persen. Penjualan kami juga terus meningkat saat memasuki periode tiga bulan terakhir 2021 dengan capaian marketing sales mencapai Rp1,64 triliun atau 24 persen dari target tahunan,” ujarnya.

Beberapa produk yang dikembangkan khususnya dari segmen rumah tapak sangat digemari oleh masyarakat. Diantaranya produk Quantis Signature, The Blizfield, Kazumi dan Kiyomi The Zora yang sangat diminati saat situasi pandemi. Begitu juga dengan unit residensial maupun komersial lainnya.

Township BSD City, Tangerang, Banten, juga berkontribusi terbesar terhadap kinerja perusahaan mencapai 54 persen. Setelah itu disusul oleh penjualan dari Nava Park dengan porsi 14 persen. Berturut proyek lainnya yaitu Zora berkontribusi 8 persen, Grand Wisata 8 persen, Kota Wisata 6 persen, dan Legenda Wisata dan Grand City Balikpapan masing-masing 2 persen.

Pandemi juga memunculkan kriteria baru untuk produk residensial yang digemari. Masyarakat kian memilih unit rumah kompak khususnya untuk segmen menengah yang ditunjang dengan lokasi strategsi, pengembangan kawasan yang baik, dan fasilitas di dalam kawasan yang lengkap.

Dari sisi branding maupun aktivitas marketing, promosi nasional Wish for Home yang diperkuat dengan insentif pemerintah melalui pembebasan PPN cukup berhasil mendorong kinerja penjualan SML. Banyaknya kemudahan membuat masyarakat menyegerakan pembeliannya baik dari segmen end user maupun investor.

“Di satu sisi banyaknya kendala karena pandemi justru menyediakan banyak kemudahan bagi masyarkat untuk membeli. Untuk itu kami terus memperkuat strategi marketing dengan menyiapkan produk yang tepat yang paling dibtuhkan oleh pasar saat ini dan itu terbukti dengan penjualan kami yang cukup baik,” pungkas Hermawan.

Penjualan positif lainnya selain dari segmen produk residensial yaitu dari segmen komersial diikuti oleh produk kaveling. Segmen komersial berkontribusi sebesar Rp2,1 triliun atau setara 28 persen terhadap total penjualan perusahaan sementara kaveling sebesar Rp677 miliar.

 

Tinggalkan Balasan