Pajak Properti di Australia Dipotong 50 Persen

Pajak Properti di Australia

Internasional, Semartara.News – Upaya untuk meggerakkan kembali sector properti terus dilakukan oleh negara di dunia, salah satu contohnya adalah Pajak properti di Australia diketahui saat ini dipotong sebesar 50 persen oleh pemerintah setempat.

Pemberlakuan pajak properti di Australia yang dipangkas sampai 50 persen itu, untuk stamp duty bagi pembeli pertama (first time buyer), yang mana hal tersebut akan semakin meningkatkan minat untuk membeli termasuk konsumen dari luar negeri.

Bukan hanya di Indonesia, di luar negeri pun sektor properti dijadikan andalan untuk meningkatkan perekonomian. Karena itu banyak pemerintah yang memberikan banyak insentif maupun stimulus untuk terus mendorong pergerakkan sektor properti khususnya saat situasi pandemi Covid-19.

Di Australia misalnya, pemerintah negara bagian Victoria mengeluarkan kebijakan khusus bagi para pembeli hunian pertama termasuk para pembeli dari luar negeri. Pemerintah Victoria memberikan potongan hingga 50 persen untuk stamp duty bagi para first home buyers hingga bulan Juli 2022.

Hal ini tentu saja membuat sektor properti di negara bagian Victoria, khususnya Melbourne semakin menggeliat. Menyikapi hal tersebut, Direktur Penjualan dan Pemasaran Crown Indonesia Tyas Sudaryomo mengatakan, pihaknya sebagai pengembang sangat antusias menatap bisnis pada tahun 2022 ini. Crown Group merupakan pengembang Australia yang didirikan oleh pengusaha Indonesia Iwan Sunito.

“Ini menjadi berita yang menggembirakan khususnya bagi para calon pembeli dari Indonesia mengingat kebijakan tersebut juga berlaku untuk para pembeli dari luar negeri. Gelombang mahasiswa dari luar negeri yang akan kembali masuk ke Melbourne sebagai salah satu destinasi pendidikan utama di Australia akan turut memicu perbaikan sektor properti di ibukota negara bagian Victoria itu,” ujarnya.

Saat ini hampir 60 persen yang tinggal di kawasan inner suburb Melbourne seperti Southbank merupakan dari segmen kalangan penyewa. Inilah yang membuat demand di kawasan yang sebelumnya menghilang akan kembali berangsur normal. Dampak positif lainnya bisa dilihat dari data tingkat kekosongan di Melbourne yang turun selama tiga bulan berturut-turut telah berangsur normal.

Melbourne juga dikenal sebagai ibukota negara bagian Victoria dan merupakan negara terbesar kedua di Australia dengan jumlah penduduk mencapai 4,2 juta jiwa. Kota ini juga merupakan rumah dari delapan institusi pendidikan popular yang dapat menampung hingga 300 ribu siswa yang dua pertiganya adalah siswa dari luar negeri.

Sekurangnya ada 200 ribu pelajar dari 170 negara yang datang setiap tahunnya ke kota ini untuk melanjutkann studi. Para mahasiswa ini tersebar di berbagai universitas bergengsi seperti Monash, Mebourne University, dan RMIT yang menjadi tiga institusi pendidikan paling diminati oleh pelajar dari Indonesia.

Karena itu tidak heran kalau Melbrourne selain dikenal sebagai kota universiitas terbesar di Australia juga sebagai destinasi investasi properti di kawasan Asia Pasifik yang paling prospektif dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 7-8 persen. Hal ini membuat Crown Group kian optimistis dengan produk properti yang dipasarkannya salah satunya yaitu Artis yang berlokasi di 175 Sturt Street.

Artis dibangun di atas lahan seluas 2.070 m2 yang mencakup 153 unit apartemen 1-3 kamar tidur dan unit penthouse. Proyek mid-rise ini dirancang oleh Koichi Takada Architects yang terinspirasi dari seni menggambar yang memunculkan konsep desain art in motion dengan dua Menara putih melengkung yang sangat mencolok.

“Pita putih yang mengelilingi fasad bangunan ini modelnya berliku-liku yang sangat ikonik dan mencolok hingga memperkaya wajah kawasan Southbank. Melalui keindahan efek fasad pita putih ini semakin mencerminkan pergerakan art in motion,” imbuh Tyas.

Tinggalkan Balasan