Pertambangan Liar di Kalsel Dapat Sorotan Tajam Dari Legislator Senayan

Pertambangan Liar di Kalsel

Jakarta, Semartara.News – Aktifitas pertambangan liar di Kalsel atau Kalimantan Selatan mendapatkan sorotan tajam dari salah satu legislator senayan yang duduk di Komisi III DPR RI.

Pasalnya, aktifitas pertambangan liar di Kalsel tersebut dinilai sudah meresahkan, sehingganya anggota Komisi III DPR RI Rudy Mas’ud meminta kepada aparat keamanan di Kalimantan Selatan, khususnya Polda Kalsel, untuk meningkatkan pengawasannya.

Pasalnya, dampak buruk dari pertambangan liar, adalah pembalakan hutan yang dapat mengakibatkan hilangnya daerah serapan. Seperti diketahui baru-baru ini sejumlah kota di Kalimantan sedang mengalami musibah banjir yang berkepanjangan.

“Ini berkaitan dengan banjir. Ini tentunya berkaitan dengan pembalakan hutan, karena luasnya hutan di Kalimantan, khususnya di Kalsel. Yang kedua berkaitan dengan kegiatan tambang batu bara. Batu bara ini yang kita khawatirkan adalah tambang-tambang koridor yang tidak sesuai dengan SOP yang berlaku dari Menteri ESDM. Ini yang perlu wajib dikontrol,” kata Rudy di sela-sela pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi III DPR RI dengan Kapolda Kalsel Irjen Rikwanto dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kalsel Rudi Prabowo Aji beserta jajaran, di Banjarmasin, Kalsel, Jumat 19 November 2021 kemarin.

Dirinya juga mengatakan, dari informasi terkait antrean bahan bakar minyak (BBM) di Kalsel. “Kami sempat berdiskusi dengan teman-teman di Pertamina, saat ini banyak terjadi kelangkaan bahan bakar terutama yang bersubsidi yang diasumsikan banyak dialihkan masuk ke wilayah pertambangan-pertambangan, khususnya tambang-tambang koridor yang banyak sekali di Kalimantan Selatan ini,” analisa Rudy.

Di sisi lain, legislator dapil Kalimantan Timur itu mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Kalsel Triwulan III 2021 sebesar 4,82 persen. Menurutnya, hal itu terbukti bahwa fungsi dan tugas Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Polda Kalsel berjalan dengan baik. Karena Satgas PEN Polda Kalsel mempunyai peran penting dalam mencegah terjadinya penyimpangan anggaran PEN tahun 2021 di wilayah Kalsel (kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, dunia usaha dan pemerintah daerah).

“Kegiatan pengawasan terutama berkaitan dengan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ini yang lagi kita laksanakan kontrol, karena dana APBN hampir Rp700 triliun tepatnya Rp699,3 triliun ini perlu melaksanakan pengawasan kontrol, terutama pendistribusiannya ini perlu harus jelas pertanggungjawabannya bagaimana mekanisme dan sistemnya yang kita harapkan bahwa terutama untuk pemulihan ekonominya,” kata Rudy.

Sebelumnya Kapolda Kalsel Irjen Rikwanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Kalsel saat ini sebesar 4,82 persen, sehingga menempatkan Kalsel ada di nomor tujuh tingkat nasional,. “Ini kebanyakan ditopang utamanya dari pertumbuhan sektor tambang, kemudian sektor pertanian termasuk perkebunan, kemudian infrastruktur, konstruksi dan lainnya. Kesimpulannya adalah sistem perekonomian di Kalsel sudah pulih,” jelasnya.

 

Tinggalkan Balasan