Berita  

Yaya Amalia: Tukang Jamu Keliling Cantik Ini Ternyata Penyanyi Campursari

Yaya Amalia saat menjajakan jamunya di Kawasan Bizpont, Cikupa, Tangerang.

UNTUK menjadi ‘sesuai’ itu tidak pernah dilihat dari apa yang kita sandang saat ini, tetapi ditentukan oleh sebarapa banyak kita berbuat untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Itu lah yang menjadi prinsip hidup Yaya Amalia, sosok penjual jamu keliling di Kawasan Pergudangan Bizpoint Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Karena, meskipun setiap pagi dan sore dengan sepedanya ia berkeliling menjajakan jamu, namun ternyata memiliki talenta yang bisa membuat dirinya bangga, dan menjadi motivasi dalam hidupnya bahwa perjuangan adalah kunci sebuah kesuksesan; bukan gengsi atau menutupi kekurangannya dengan apa yang bukan menjadi miliknya. Karena, kata wanita cantik penjual jamu keliling yang ternyata juga sebagai sorang penyanyi campursari ini, bersyukur dan bangga dengan apa yang kita miliki sesungguhnya adalah kebahagiaan yang sebenarnya.

Dari situ pula, atas kerja keras dan perjuangannya, serta percaya jika Tuhan tidak pernah tidur dan selalu mendengarkan doa- doa umatnya, ia dipertemukan dengan salah seorang seniman campursari yang membawanya bisa menyalurkan hobinya, bernyanyi dari panggung ke panggung.

Kepada lensapena.id, Yaya mengaku jika menyanyi sudah menjadi hobinya sejak ia masih anak-anak. Ia juga meriwayatkan, saat masih di kampung, membantu orang tua di sawah ia selalu bernyanyi-nyanyi sebisanya. Dari situlah, kebiasaannya mengasah vokal di pematang sawah tersebut menjadi obsesi dalam hidupnya bahwa kelak ingin menjadi seorang penyanyi yang bisa menghibur masyarakat di atas panggung.

Yaya Amalia.

“Kalau latihan nyanyi di mana, ya enggak pernah latihan. Wong dulu waktu masih di kampung, suka suka nyanyi-nyanyi sambil bantu orang tua di sawah,” ungkat Yaya saat ditemui lensapena.id, saat menjajakan jamunya di Kawasan Bizpoint Cikupa, Selasa 28 November 2017.

Yaya mengungkapkan, perjuangannya menjajakan jamu keliling serta menggeluti profesi sebagai penyanyi campursari semata-mata hanya ingin membahagiakan kedua orang tua dan anak semata wayangnya yang saat ini hidup di kampung. Ia juga berharap, suatu saat nasib akan membawanya ke dunia tarik suara yang lebih baik, menjadi penyanyi profesional, dan bisa mengubah kehidupannya lebih sukses.

Bicara soal awal ia menggeluti dunia musik campursari bermula ketika ia hijrah dari Karawang ke Tangerang. Pada saat itulah bertemu dengan seorang seniman campursari yang berasal dari Wonogiri, tempat tanah kelahirannya, yang sudah sukses di Tangerang. Karena melihat kepiawaian Yaya dalam olah vokal dan bisa bernyanyi campursari, akhirnya ia diajak untuk bergabung di grup campursari tersebut.

“Aku terlahir dari keluarga tidak mampu. Keluar sekolah SMP niat pengen bantu orang tua mencari uang. Kerja gak betah, pengen usaha sendiri jualan jamu. Awal jualan di Karawang, masih digendong. Penuh rintangan awal jualan, tapi aku tetap berusaha supaya aku bisa, hingga akhirnya bisa berjalan lancar. Awal ke sini (Cikupa-red) juga masih digendong. Satu tahun ganti sepeda. Hingga akhirnya ketemu sama Pakde dari Wonogiri. Nah, di situ aku diajak gabung di grup campursari hingga aku bisa ketemu dengan seniman-seniman luas,” paparnya.

Ia juga mengaku, untuk meng-update dan mengafalkan lagu-lagu campursari terbaru ia lakukan sambil berjualan keliling, bernyanyi-nyanyi kecil sambil menghibur perjalanannya bersama jamu-jamu yang dijajakannya. Yaya juga tidak pernah merasa gengsi dengan kehidupannya saat ini. Karena menurut wanita cantik asal Wonogiri itu, bersyukur dengan apa yang kita miliki adalah kebahagiaan hidup yang sebenarnya. Yang penting terus berjuang, apa pun yang ditempuh yang penting tidak merugikan orang lain. (Wid)

Baca juga:

  1. Kapolresta Tangerang Ditantang Jadi News Anchor
  2. Sachrudin Minta Satpol PP Bekerja Profesional dan Sesuai Aturan
  3. Liga Desa Nusantara Hadir untuk Menyaring Bibit Unggul Atlit Sepak Bola di Polsok Desa

Tinggalkan Balasan