Jakarta, Semartara.News – Sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang akan menyentuh usia ke 100 pada tahun 2045 maka tentunya Provinsi Gorontalo harus mampu bersinergi dan berperan aktif serta mengambil manfaat dari pencanangan Indonesia Emas tahun 2045.
Berbagai literasi menyatakan, bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dijadikan acuan untuk mencapainya. Seperti, meningkatkan kualitas penduduk di sektor pendidikan dan kesehatan, membuka lapangan kerja yang produktif dan memanfaatkan sumber daya alam.
Upaya ini ke depan merupakan tantangan besar bagi semua pemangku kepentingan yaitu pemerintah bersama masyarakat. Apalagi rata-rata nasional dari bonus demografi yang akan didapatkan negara kita bakal mengisi periode waktu menuju masa keemasan tersebut.
Impian besar untuk menciptakan Indonesia Emas termasuk didalamnya eksistensi Gorontalo di 2045 adalah momentum yang baik dan wajib digerakkan serta dikerjakan oleh seluruh stake holder di Provinsi Gorontalo sehingga minimal daerah ini mampu bersaing dengan daerah lain.
Langkah strategisnya antara lain dapat dimulai dengan meningkatkan usaha pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang selama ini telah menjadi sektor unggulan dalam penerimaan pendapatan daerah.
Sehingga kedepannya masih membutuhkan prinsip pengelolaan yang ekoefisiensi dan excellent plus penguatan dari bidang teknologi canggih serta modern.
Termasuk variabilitas eksplorasi sumber daya kemaritiman sampai kepada peningkatan mutu dan nilai jual wisata bahari serta komoditas kelautan lainnya. Meskipun harus diakui bahwa penurunan ketersediaan sumber daya alam perlu dipertimbangkan.
Demikian pula dengan gagasan membuka lapangan kerja yang produktif menjadi perlu dipikirkan dari sekarang berupa model saintifik desain untuk mendukung terwujudnya generasi emas 2045.
Oleh karena keuntungan bonus demografi yang hampir pasti kita miliki pada 20 tahun ke depan, jika tidak dikelola secara baik, malah akan menghadirkan tingkat pengangguran yang tinggi.
Beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan yang rasional dan unggul terhadap potensi dari bonus demografi adalah dengan menggunakan manajemen pengetahuan yang fokus pada peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, inovasi dan kreasi, terintegrasi serta berkelanjutan.
Pembenaran ini selaras dengan sebuah studi yang berjudul “Indonesia:Enhancing Productivity through Quality Jobs”.
Studi ini menghasilkan tiga pesan utama mengenai cara menciptakan lapangan kerja yang baik dan berkualitas. Yang pertama, diperlukan peningkatan pendidikan, pengembangan keterampilan dan inklusif alih teknologi agar tercipta cukup banyak lapangan kerja yang berkualitas guna meningkatkan produktivitas.
Yang kedua, kebijakan publik harus mendukung pertumbuhan kota secara berkesinambungan, untuk meningkatkan produktivitas.
Terakhir, harus ada upaya berkelanjutan untuk menyempurnakan institusi dan peraturan pasar ketenagakerjaan guna menciptakan pilihan pekerjaan yang makin luas dan jaminan penghasilan yang lebih baik bagi para pekerja.
Jika memahami asumsi-asumsi dari hasil penelitian ini yang kemudian dikorelasikan dengan situasi dan kondisi dunia kerja di Provinsi Gorontalo terkini maka menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi kita semua dalam memasuki era emas 2045.
Selanjutnya satu upaya penting lainnya yang menjadi patut diseriusi adalah tahapan peningkatan kualitas penduduk baik di sektor pendidikan dan kesehatan. Khusus pembahasan saat ini lebih terkonsentarsi pada sektor kesehatan.
Kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang adalah kesehatan. Namun, kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai permasalahan yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya.
Padahal, kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup. Teori klasik H.L Bloom menyatakan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu: 1) Gaya hidup (life style), 2) Lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), 3) Pelayanan kesehatan, 4) Faktor genetik (keturunan).
Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang. Sehubungan dengan pemahaman tersebut maka pemenuhan terhadap layanan kesehatan mulai diaktivasi oleh pemerintah melalui kemenkes dalam rangka persiapan menuju Indonesia Emas 2045.
Berbagai program telah diwajibkan untuk dijalankan agar menjadi investasi di bidang kesehatan sebagai bekal menuju Indonesia Emas. Yang kesemuanya itu bermuara pada pada peningkatan index pembangunan manusia dengan ekspektasi berhasil melahirkan individu yang sehat, memiliki skill dan menguasai teknologi.
Salah satu investasi yang dianggap penting untuk dikerjakan adalah membangun rumah sakit internasional termasuk pertukaran dokter dan tenaga kesehatan, kolaborasi riset dan teknologi terutama dalam mencari alternatif pengobatan covid-19, sebagaimana hasil pertemuan Kemenko Marves Indonesia dan Menlu China (CNN Indonesia).
Peluang tersebut diatas akan menjadi sangat berarti bagi Pemerintah Indonesia yang telah mencanangkan Indonesia Emas 2045.
Oleh karena sarana dan prasarana pada rumah sakit dengan level Internasional akan sangat membantu menurunkan angka kematian, terutama untuk kasus kardio vaskuler, Ginjal-Hipertensi yang biasanya diderita oleh individu diusia produktif include penyakit bersifat pandemi pada situasi disrupsi terkini.
Bagi Gorontalo sendiri, kesempatan tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Mengingat saat ini Gorontalo memiliki beberapa “keluasan” untuk mendapatkan proyek pembangunannya. Antara lain :
Letak geografis Gorontalo yang nantinya menjadi “gerbang timur” untuk Ibukota baru Republik Indonesia.
Momentum “Keberadaan” Tokoh-Tokoh Nasional Gorontalo di level pengambil kebijakan tingkat pusat sehingga memudahkan proses pengajuan sampai dengan eksekusi pelaksanaannya.
Kebutuhan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi sehubungan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pada usia produktif.
Kesiapan sumber daya manusia dalam menangani pasien dengan penyakit GastroEnteroHepatology, Kardiovaskuler (Jantung dan Pembuluh darah), Ginjal-Hipertensi, Neurologi (saraf) dan lain-lain.Ketersediaan lahan yang masih luas untuk dijadikan lokasi pembangunan.
Setiap pembangunan layanan kesehatan diharapkan mempunyai nilai manfaat dan kemanfaatannya. Demikian pula dengan pembangunan sebuah rumah sakit yang saat ini di Gorontalo untuk level Internasional sangat dinantikan keberadaannya.
Selain itu, jika pembangunan rumah sakit tersebut terrealisasi maka tentunya akan menghadirkan multiplier Effect yang akan meningkatkan pendapatan di berbagai sektor.
Adapun manfaat yang bisa didapatkan Provinsi Gorontalo dengan kehadiran Rumah Sakit Internasional, sebagai berikut :
Mampu menekan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang berhubungan dengan life style. Terutama akan diderita oleh kelompok umur produktif sebagai bonus demografi sehingga pencapaian Indonesia Emas 2045 di Gorontalo dapat terwujud dengan baik.
Sebagai pusat studi dan pengembangan sumber daya manusia, riset serta alih teknologi di bidang kesehatan agar kualitas penduduk Gorontalo pada sektor kesehatan sekaligus pendidikan akan meningkat.
Menjadi kebanggaan dan ICON baru dari keberhasilan Provinsi Gorontalo dalam bidang pembangunan kesehatan.
Meningkatkan pendapatan asli daerah bersumber dari sektor pelayanan jasa yang diharapkan mampu berkontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Gorontalo dan pararel dengan hadirnya lapangan kerja baru yang produktif.
Mengurangi kegiatan rujukan yang berdampak pada pengurangan aliran dana ke keluar dari Gorontalo dapat diminimalisir serta memudahkan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.
Pada sektor pariwisata akan berdampak pada rasa nyaman dan aman dari para wisatawan domestik dan mancanegara oleh karena adanya rumah sakit internasional yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan canggih dan modern.
Seperti Hyperbaric chamber yang digunakan oleh para turis pada saat ada gangguan setelah melakukan aktivitas wisata bahari (diving).
Pertambahan nilai transaksi ekonomi yang dilakukan oleh pasien bersama keluarganya dari luar Gorontalo sehingga minimal berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi daerah.
Meningkatkan kualitas kesehatan rakyat Gorontalo yang pada nantinya menjadi semacam legacy (ilomata) untuk digunakan dan dikenang sepanjang masa terutama bagi semua komponen masyarakat yang terlibat dalam mewujudkannya.
Penulis : Dr. Alaludin Lapananda, SpPD