Arkeolog Dorong Masyarakat Ikut Terlibat Lestarikan Cagar Budaya

Arkeolog
Para pelajar membersihkan batuan candi dari lumut dan kotoran lain di Candi Borobudur. (Foto - Antara/Heru Suyitno)

Jakarta, Semartara.News – Arkeolog Universitas Indonesia (UI), Dian Sulistyowati, mengatakan, keterlibatan masyarakat semakin besar dalam pelestarian cagar budaya akan mendorong semakin tingginya semangat menjaga warisan budaya.

“Menurut saya, salah satu cara yang kita bisa lakukan dengan mengajak keterlibatan mereka dalam pelestarian itu sendiri,” kata Dian sebagaimana yang diberitakan LKBN Antara dari Jakarta pada Senin (14/6/2021).

Arkeolog itu mengatakan, dalam semangat Hari Purbakala ke-108 yang diperingati setiap 14 Juni, cara yang baik untuk dapat menimbulkan semangat pelestarian budaya itu adalah untuk menghilangkan jarak antara masyarakat dan budayanya.

Karena itu, pengenalan budaya lokal sangatlah penting dan ditambah lagi mendorong adanya cara masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian budaya tersebut. Salah satu bentuk pengejawantahan adalah bagaimana komunitas lokal memiliki peran dalam mengenalkan situs bersejarah kepada masyarakat lain.

Selain keterlibatan pemaknaan budaya, juga sangat penting dilakukan untuk menimbulkan ikatan antara masyarakat dan budaya lokalnya. “Karena sederhananya pemilik kebudayaan tersebut adalah mereka, makna itu harus dimunculkan dari sisi mereka bukan cuma dari sisi kita sebagai peneliti, pemerintah sebagai pemegang otoritas,” ujar akademisi Program Studi Arkeologi UI itu.

Peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Adhi Agus Oktaviana, juga memiliki harapan yang sama dalam Hari Purbakala Nasional. Dikutip dari laman yang sama, Ia berharap masyarakat Indonesia dapat semakin memiliki rasa kepemilikan terhadap budaya warisan budaya nusantara.

“Harapannya semoga masyarakat semakin merasa memiliki warisan budaya yang ada di lingkungan sekitarnya, dengan cara lebih menghargai dan melestarikan untuk generasi penerus,” demikian Adhi.

Hari Purbakala Nasional diperingati setiap 14 Juni, tanggal yang sama ketika Belanda resmi pada 1913 mendirikan Oudheidkundige Diens (Dinas Purbakala) untuk mengerjakan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi pelestarian peninggalan purbakala dan fungsi penelitian arkeologi.

Tinggalkan Balasan