Minsk, Semartara.News – Seorang jurnalis Roman Protasevich bersama rekan wanitanya, Sofia Sapega, ditahan di Belarus. Penahanan tersebut terjadi setelah Belarus memerintahkan pesawat perang untuk mencegat pesawat Ryanair, yang terbang dari Athena ke Vilnius, dan mengalihkan ke Minsk pada Minggu (23/5/2021). Tindakan itu dikecam oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Ayah Blogger yang berbasis di Lithuania itu, yakni Dzmitry Protasevich mengatakan, Roman Protasevich ditahan di Belarusia setelah pesawatnya dipaksa mendarat di negara itu. Dia meyakini, putranya dipaksa dalam sebuah video yang diunggah secara daring untuk mengaku bersalah, dan tampaknya mengalami patah tulang hitung.
Roman Protasevich yang kini berusia 26 tahun, muncul di beberapa saluran perpesanan Telegram pada Senin (24/5/2021). Ia mengaku berperan dalam mengatur keonaran massal di Minsk tahun lalu. Pasokan informasi media sosialnya dari pengasingan telah menjadi salah satu saluran independen terakhir untuk berita tentang negara itu sejak penumpasan massal terhadap perbedaan pendapat tahun lalu.
Bagi sang ayah, Dzmitry Protasevich, komentar video pada Senin itu tampak sebagai hasil paksaan. “Kemungkinan hidungnya patah, karena bentuknya telah berubah dan ada banyak bedak di atasnya. Semua sisi kiri wajahnya dibedaki,” kata Dzmitry kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Rusia pada Senin malam dari Wroclaw, Polandia, tempat dia dan istrinya tinggal, dikutip dari LKBN Antara, Selasa (25/5/2021).
“Itu bukan kata-katanya, bukan intonasi ucapannya. Dia terlihat sangat pendiam dan Anda bisa lihat dia gugup. Dan di atas meja itu bukan bungkusan rokoknya –dia tidak merokok ini . Jadi kupikir dia dipaksa,” kata Dzmitry tentang putranya.
“Anak saya tidak dapat mengakui menciptakan kerusuhan massal, karena dia tidak melakukan hal seperti itu,” imbuhnya.
Kementerian Dalam Negeri Belarus mengatakan, Protasevich ditahan di penjara dan tidak mengeluhkan kesehatan yang buruk. Sementara 27 pemimpin nasional Uni Eropa pada Senin (24/5/2021) menuntut pembebasan segera Protasevich dan Sapega, serta penyelidikan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atas insiden tersebut.
Kata seorang juru bicara dari pemimpin nasional Uni Eropa, mereka juga setuju untuk memberlakukan lebih banyak sanksi pada Belarus, meminta maskapai penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara Belarus, dan mengesahkan aturan untuk melarang maskapai penerbangan Belarus dari wilayah udara dan bandara Eropa.
EU, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada telah memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan pada hampir 90 pejabat Belarus, termasuk Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menyusul pemilihan umum Agustus yang menurut lawan dan Barat merupakan tipuan.
Presiden Belarus itu membantah kecurangan dalam pemilu. Sejak pemungutan suara yang disengketakan, pihak berwenang telah menangkap ribuan lawannya, dengan semua tokoh oposisi utama sekarang di penjara atau diasingkan.
“Kami terkejut bahwa takdir satu orang sangat berarti, di mata Uni Eropa. Ini adalah sesuatu yang hilang di Belarus,” kata Dzmitry Protasevich.
“Saya pikir apa yang terjadi adalah tindakan balas dendam, untuk mencerahkan orang lain: Lihat apa yang bisa kami lakukan. Ini sungguh gila, apa yang sedang terjadi,” ungkap ayah Jurnalis yang ditahan di Belarus itu.