SEMARTARA, Serang (22/10) – Setiap musim penghujan datang, delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten baru sibuk melakukan penanggulangan banjir. Yang mengherankan, banjir tidak pernah berhasil ditanggulangi di pusat perkotaan, padahal sejatinya jauh dari luapan aliran sungai.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, Sumawijaya, memang semua kabupaten/kota di Banten rawan banjir. Tapi khusus di pusat kota, apalagi di Kota Serang selaku ibukota Provinsi Banten, banjir genangan terjadi akibat drainase buruk.
“Ini tentu ada kesalahan pemerintah daerahnya, sebab kalau drainasenya bagus dan terawat, harusnya Kota Serang tidak terjadi banjir genangan,” kata Sumawijaya kepada wartawan, Sabtu (21/10).
Sumawijaya mengaku prihatin dengan banjir genangan di Kota Serang yang selalu terjadi setiap turun hujan. Menurutnya, hujan hanya beberapa menit saja, genangan banjir terjadi disetiap sudut kota. Ironisnya, kalau hujan terjadi berjam-jam, banjir genangan bisa sampai setengah meter di jalan protokol dan 1 hingga 2 meter di perumahan/komplek warga kota.
“Padahal Sungai Cibanten di Kota Serang, posisinya bukan di atas tanah, tapi di bawah tanah. Jadi banjir bukan karena luapan air sungai, tapi karena drainasenya tidak bagus,” ungkapnya.
BPBD, lanjutnya, terus mendorong Pemkot Serang agar segera melakukan perbaikan drainase. Jika kurang besar harus dilebarkan, bila banyak sampah harus segera dibersihkan.
“Ini butuh komitmen dari kepala daerahnya. Penyumbatan air setiap turun hujan disebabkan dua hal, drainase dan sampah,” jelasnya.
Selama ini, BPBD Banten telah mengintruksikan BPBD kabupaten/kota untuk selalu siaga menghadapi bencana, termasuk bencana banjir.
“Banten Selatan identik dengan banjir dan longsor setiap musim hujan datang. Sementara di Banten Utara terutama di wilayah perkotaan terjadi banjir genangan. Kalau pemerintah kotanya sigap, BPBD hanya fokus melakukan penanggulangan bencana banjir dan longsor dipedesaan,” tegasnya.
Sumawijaya meminta pemerintah kota, khususnya Kota Serang untuk aktif melakukan pengecekan drainase komunal yang ada diwilayahnya. Sedangkan soal sampah yang sering menambah parah banjir genangan, harus dilakukan gerakan bersih-bersih kota.
“Pak Gubernur kan telah memulainya melakukan gerakan bersih-bersih kota, harusnya ini terus dilanjutkan oleh bupati/walikota,” pintanya.
Sebelumnya, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang Tubagus Furqon mengatakan, lima titik utama yang sering banjir genangan di Kota Serang berada di Kecamatan Cipocok dan Kasemen.
“Lima titik utama yang terkena banjir itu di Pakupatan, Citra Gading, Penancangan, Kasemen, dan Cipocok, ketinggian dari 40 sampai 50, paling parah di Citra Gading,” katanya.
Furqon melanjutkan, setiap musim penghujan, BPBD selalu menerjunkan tim ke lima titik tersebut dengan dilengkapi peralatan lengkap seperti perahu karet dan tenda pengungsian. (soe)