Berita  

Narasi “Pinokio” dan Jenderal Hogeng Imam Santoso

Jenderal Hogeng Imam Santoso

SIAPA yang tak kenal Pinokio, tokoh dongeng dalam cerita Petualangan Pinokio karangan Carlo Collodi. Boneka kayu yang karena bantuan peri tiba-tiba hidup dan berubah menjadi anak laki-laki bernama Pinokio ini, memiliki kisah unik, yaitu hidungnya memanjang ketika ia berbohong. Namun, ketika ia berbuat jujur, ia menjadi manusia yang sempurna.

Dari cerita dongen ini, menanamkan pentingnya sebuah kejujuran. Untuk itu, jangan pernah merasa bahwa kejujuran adalah kebaikan yang bernasib buruk, karena sekali kita tidak jujur, ini akan menjadi sebuah permasalahan; bukan hanya untuk diri kita, tapi juga bagi orang lain.

Mungkin, ini juga yang ditanamkan oleh sosok Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, Kapolri ke-5, yaitu pada tahun 1968-1971. Melihat sosok yang dikenal sebagai polisi jujur ini, Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dalam narasinya menyebut selain Hoegeng adalah patung polisi dan polisi tidur.

Berbagai sumber menyebutkan, karena kejujurannya itu ia harus lengser dari posisi POLRI pada masa Orde Baru (Orba).

Hal yang menarik dari sosok Hoegeng Imam Santoso yang dikaitkan dengan Pinokio, yaitu pada tahun 1947 ketika ia mendapat tugas dari Kapolri (saat itu Soekanto-erd) untuk menyusun jaringan sel subversi, menghimpun informasi, hingga membujuk pasukan NICA untuk membela Indonesia. Meski tidak digaji, Hoegeng menjalani tugasnya dengan rasa nasionalisme yang tinggi.

Nah, saat dirinya berusaha menutup keperluan rumah tangganya, dikutip dari kompas.com, pria yang lahir pada 14 Oktober 1921 ini, memutuskan melamar menjadi pelayan restoran yang biasa didatangi orang Indonesia dan orang Belanda bernama “Pinokio”. Di sana, Hoegeng diterima menjadi pelayan, namun lagi-lagi tak ada gaji untuknya. Sebagai ganti, pemilik resto memberikan makanan gratis tiap hari untuk pegawainya.

Di tempat yang sama, Merry, istri Hoegeng juga berjualan sate untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak ada seorang pun yang tahu Hoegeng dan Merry adalah pasangan suami istri saat itu. Kejujuran dan kesederhanaan ini lah yang setiap tahunnya, Hogeng selalu menjadi polisi impian bagi masyarakat Indonesia. Dihari ulang tahunhya ini, rakyat Indonesia tentunya merindukan dirinya. (Sayuti/berbagai sumber)

Baca juga:

  1. Beberapa Menit Sebelum Dibunuh Ana Sempat Ngobrol dengan Bu RT di Samping Mushola
  2. Sadis, Seorang Suami Tega Bunuh Isteri dan 2 Anak Kandungnya
  3. Fokus UMKM, Bank Banten Luncurkan Kredit Usaha Bangun Banten

Tinggalkan Balasan